
Most Read
Mereka yang Membela Ahok 'Mati-matian' Vs Gelombang Penolakan
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
16 November 2019 08:43

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara tegas mengatakan, kinerja Ahok sudah diketahui banyak orang, sehingga layak mendapat posisi di BUMN.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memberikan petunjuk bahwa Ahok akan mendapat posisi di BUMN yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak. Spekulasi muncul ke PLN dan Pertamina.
Berikut penjelasan Jokowi soal rencana penunjukkan Ahok tersebut, saat diwawancara wartawan di Istana Negara, Kamis (14/11/2019).
Pak Ahok diplot di BUMN?
Kita tahu kinerjanya Pak Ahok. Dan ini masih dalam proses seleksi.
Rekomendasi Bapak ya Pak Ahok?
Ini kan masih proses seleksi.
Di Pertamina?
Tanyakan ke Menteri BUMN.
Pertimbangan apa?
Nanti coba dilihat.
Bidang energi ya?
Itu sangat teknis, tanyakan ke menteri BUMN.
Direksi atau Komisaris?
Bisa dua duanya. Ini pakai proses seleksi. Masih dalam proses.
Peluang?
Kita tahu kinerjanya. Nanti penempatannya di mana, itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN.
Pernyataan Jokowi tersebut secara jelas menyatakan kalau Ahok kompeten. Sementara, Ahok sempat terganjal oleh penolakan para netizen yang mempertanyakan status mantan napi. Menkopolhukam Mahfud MD berpendapat mantan narapidana masih bisa menjadi pimpinan di sebuah perusahaan, termasuk di BUMN. Namun ketentuan itu tergantung anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) BUMN itu.
"Maka tanya di badan perusahaan BUMN mana, lalu lihat AD ART-nya, boleh nggak. Jadi nggak tunduk pada (UU) ASN, nggak tunduk pada undang-undang hukum tata negara negara, itu undang-undang hukum perdata, biasa," kata Mahfud.
Selain itu, Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, menyebut Ahok cocok menduduki posisi pimpinan BUMN. Apalagi Ahok merupakan sosok yang berpengalaman.
"Kan belum pasti (Ahok menjadi bos di BUMN). (Tapi) saya rasa oke, kenapa tidak?" ujar Buya Syafii usai acara silaturahmi akademisi Yogyakarta.
Buya Syafii menyebut Ahok memiliki segudang pengalaman. Ahok pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta dan kepemimpinannya kala itu dianggap berhasil oleh Buya Syafii. Di mata Buya Syafii Ahok juga sosok pekerja keras dan mau belajar.
"Dia pekerja keras dan lurus orangnya," tutur anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga buka suara soal Ahok di BUMN energi. Walaupun Luhut mengatakan tidak tahu menahu posisi Ahok nantinya, tapi ia mengatakan jika ada orang baik ingin masuk BUMN tapi ditolak maka perlu dipertanyakan. "Itu orang baik, mau bikin lurus bersih ya mungkin tidak mau dibersihkan," kata Menko Luhut, Jumat (15/11/2019). (dru)
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memberikan petunjuk bahwa Ahok akan mendapat posisi di BUMN yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak. Spekulasi muncul ke PLN dan Pertamina.
Berikut penjelasan Jokowi soal rencana penunjukkan Ahok tersebut, saat diwawancara wartawan di Istana Negara, Kamis (14/11/2019).
Kita tahu kinerjanya Pak Ahok. Dan ini masih dalam proses seleksi.
Rekomendasi Bapak ya Pak Ahok?
Ini kan masih proses seleksi.
Di Pertamina?
Tanyakan ke Menteri BUMN.
Pertimbangan apa?
Nanti coba dilihat.
Bidang energi ya?
Itu sangat teknis, tanyakan ke menteri BUMN.
Direksi atau Komisaris?
Bisa dua duanya. Ini pakai proses seleksi. Masih dalam proses.
Peluang?
Kita tahu kinerjanya. Nanti penempatannya di mana, itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN.
Pernyataan Jokowi tersebut secara jelas menyatakan kalau Ahok kompeten. Sementara, Ahok sempat terganjal oleh penolakan para netizen yang mempertanyakan status mantan napi. Menkopolhukam Mahfud MD berpendapat mantan narapidana masih bisa menjadi pimpinan di sebuah perusahaan, termasuk di BUMN. Namun ketentuan itu tergantung anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) BUMN itu.
"Maka tanya di badan perusahaan BUMN mana, lalu lihat AD ART-nya, boleh nggak. Jadi nggak tunduk pada (UU) ASN, nggak tunduk pada undang-undang hukum tata negara negara, itu undang-undang hukum perdata, biasa," kata Mahfud.
Selain itu, Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, menyebut Ahok cocok menduduki posisi pimpinan BUMN. Apalagi Ahok merupakan sosok yang berpengalaman.
"Kan belum pasti (Ahok menjadi bos di BUMN). (Tapi) saya rasa oke, kenapa tidak?" ujar Buya Syafii usai acara silaturahmi akademisi Yogyakarta.
Buya Syafii menyebut Ahok memiliki segudang pengalaman. Ahok pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta dan kepemimpinannya kala itu dianggap berhasil oleh Buya Syafii. Di mata Buya Syafii Ahok juga sosok pekerja keras dan mau belajar.
"Dia pekerja keras dan lurus orangnya," tutur anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga buka suara soal Ahok di BUMN energi. Walaupun Luhut mengatakan tidak tahu menahu posisi Ahok nantinya, tapi ia mengatakan jika ada orang baik ingin masuk BUMN tapi ditolak maka perlu dipertanyakan. "Itu orang baik, mau bikin lurus bersih ya mungkin tidak mau dibersihkan," kata Menko Luhut, Jumat (15/11/2019). (dru)
Next Page
Mereka yang Menolak Kehadiran Ahok
Pages
Most Popular