
Simak, Jurus Menkes dr Terawan Lawan Gratifikasi Dokter
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
12 November 2019 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto punya jurus untuk melawan gratifikasi terhadap dokter. Pemberian komisi untuk dokter, menurut Terawan menjadi bagian gratifikasi yang membuat biaya berobat bengkak.
"Kalau masalah itu kan kita sudah bersama KPK dan kementerian kesehatan, BPJS, IDI, dan sebagainya kan sudah sepakat untuk menghindari adanya istilahnya gratifikasi," ungkapnya ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Selasa (12/11/2019).
Di sisi lain, Terawan juga mendapat arahan khusus dari Presiden Jokowi terkait industri obat-obatan. Dia diminta ikut memperbaiki regulasi dan iklim investasi industri obat-obatan.
"Sehingga obat bisa dirasakan murah di masyarakat. Saya bersama kepala Badan POM sudah membahasnya mengenai regulasi-regulasi yang bisa dipotong sehingga obat itu bisa terjangkau masyarakat," imbuhnya.
Dia menegaskan bahwa pemerintah perlu membangkitkan investasi untuk menggerakkan roda ekonomi, hingga memacu kinerja pegawai. Semua itu, lanjutnya, harus terintegrasi antar kementerian.
Sejauh ini, harga obat yang mahal menjadi salah satu biang kerok bengkaknya biaya berobat. Ditanya mengenai insentif yang akan disiapkan, menurutnya hal ini menjadi wewenang Kementerian Perindustrian.
"Nanti dari kementerian perindustrian ya. Kalau dari Kemenkes kan adanya regulasi, perizinan, dan sebagainya ya dipermudah semua."
Dia mengaku, sebenarnya membangun industri obat di dalam negeri tidak perlu proses yang rumit. Namun tak dipungkiri bahwa sejumlah obat masih harus impor.
"Sebenarnya enggak ada yang rumit ya. Tapi kita akan potong kalau itu menghambat ya kita potong regulasinya supaya ke depan harga obat menjadi terjangkau."
(dru) Next Article dr Terawan Bicara BPJS Kesehatan, Setuju Tarif Naik?
"Kalau masalah itu kan kita sudah bersama KPK dan kementerian kesehatan, BPJS, IDI, dan sebagainya kan sudah sepakat untuk menghindari adanya istilahnya gratifikasi," ungkapnya ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Selasa (12/11/2019).
Di sisi lain, Terawan juga mendapat arahan khusus dari Presiden Jokowi terkait industri obat-obatan. Dia diminta ikut memperbaiki regulasi dan iklim investasi industri obat-obatan.
![]() |
"Sehingga obat bisa dirasakan murah di masyarakat. Saya bersama kepala Badan POM sudah membahasnya mengenai regulasi-regulasi yang bisa dipotong sehingga obat itu bisa terjangkau masyarakat," imbuhnya.
Dia menegaskan bahwa pemerintah perlu membangkitkan investasi untuk menggerakkan roda ekonomi, hingga memacu kinerja pegawai. Semua itu, lanjutnya, harus terintegrasi antar kementerian.
Sejauh ini, harga obat yang mahal menjadi salah satu biang kerok bengkaknya biaya berobat. Ditanya mengenai insentif yang akan disiapkan, menurutnya hal ini menjadi wewenang Kementerian Perindustrian.
"Nanti dari kementerian perindustrian ya. Kalau dari Kemenkes kan adanya regulasi, perizinan, dan sebagainya ya dipermudah semua."
Dia mengaku, sebenarnya membangun industri obat di dalam negeri tidak perlu proses yang rumit. Namun tak dipungkiri bahwa sejumlah obat masih harus impor.
"Sebenarnya enggak ada yang rumit ya. Tapi kita akan potong kalau itu menghambat ya kita potong regulasinya supaya ke depan harga obat menjadi terjangkau."
(dru) Next Article dr Terawan Bicara BPJS Kesehatan, Setuju Tarif Naik?
Most Popular