Iran-Rusia Bangun Reaktor Nuklir, Buat Tujuan Militer?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 November 2019 10:15
Pemerintah Iran dan Rusia mengambil langkah penting di sektor energi nuklir dengan membangun reaktor tenaga nuklir kedua mereka.
Foto: Iran (REUTERS/Morteza Nikoubazl/)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran dan Rusia mengambil langkah penting di sektor energi nuklir dengan membangun reaktor tenaga nuklir kedua mereka di Bushehr, kota di pesisir selatan-barat Iran, yang menghadap Teluk Persia dan merupakan pelabuhan utama di negara tersebut.

Kedua negara meresmikan tahap konstruksi baru untuk reaktor kedua di satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di Bushehr.

AFP melaporkan, Ali Akbar Salehi, Kepala Organisasi Energi Atom Iran (The Atomic Energy Organization of Iran/AEOI), dan Wakil Kepala Badan Nuklir Rusia Rosatom, Alexander Lokshin, bersama-sama meresmikan tahap baru reaktor nuklir itu dengan menuangkan beton untuk pembangunan pangkalan reaktor tersebut.


Reaktor itu adalah satu dari dua yang secara resmi sedang dibangun sejak 2017, di Bushehr, ibu kota Provinsi Bushehr yang berjarak sekitar 750 kilometer (460 mil) selatan Teheran.

"Tenaga nuklir [mampu] menyediakan [pasokan] listrik yang andal...dan setiap pembangkit listrik memberi kami penghematan hingga 11 juta barel minyak atau US$ 660 juta [Rp 9,2 triliun] per tahun," kata Salehi dalam seremoni yang disiarkan televisi, dikutip Reuters.

Kesepakatan nuklir 2015 di bawah payung kesepakatan Landmark 2015, yang ditandatangani oleh Iran dengan enam negara lainnya, termasuk Rusia, menyebutkan batasan jenis reaktor nuklir yang dapat dikembangkan Teheran dan produksi bahan bakar nuklirnya, tetapi tidak mengharuskan Iran untuk menghentikan penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik.

"Dalam visi jangka panjang 2027-2028, ketika proyek-proyek ini selesai, kita akan memiliki 3.000 megawatt listrik yang dihasilkan oleh pembangkit nuklir," kata Salehi, sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (11/11/2019).

Negara-negara republik Islam kini berusaha mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas bumi melalui pengembangan fasilitas tenaga nuklir.



Sebelumnya, Rusia telah membangun reaktor 1.000 megawatt yang ada di Bushehr, yang mulai beroperasi pada September 2011. Menurut AEOI, pembangunan sepertiga lagi untuk reaktor pertama tersebut akan dilakukan di masa yang akan datang.

Sebagai bagian dari perjanjian 2015, Moskow menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan Teheran untuk reaktor nuklir penghasil tenaga listrik ini.

Hal ini penting ditegaskan guna menjamin bahwa program nuklir Iran yang telah lama kontroversial itu tidak akan pernah digunakan untuk tujuan militer, mengingat kelangsungan kesepakatan ini terancam sejak Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada Mei 2018, memberlakukan kembali sanksi atas Iran. Menanggapi sanksi, Teheran mulai mundur dari komitmennya pada Mei lalu.

Iran 'main' nuklir, Israel salahkan Eropa

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Bukan Israel, Ternyata Ini yang Ledakkan Tempat Nuklir Iran!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular