Duh! BI Sebut Ketidakpastian Bakal Berlanjut di 2020
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
08 November 2019 13:51
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memprediksi ketidakpastian masih akan berlanjut hingga tahun 2020. Ini terlihat dari lembaga moneter internasional yaitu IMF (International Monetary Fund), yang mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan menjadi 3,4%.
"Dari global secara overall, melihatnya semua negara slow down (pertumbuhannya) atau secara bersama mengarah ke bawah. Karena lihat ketidakpastian ada sampai lanjut ke 2020," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Jumat (8/11/2019).
Namun demikian, ia mengakui memang kondisi global dalam minggu ini terkendali. Terutama adanya kesepakatan oleh AS dan China terkait tendensi dagang yang ke arah positif.
"Seminggu terakhir banyak cerita baik. Pertama ada rencana bahwa akan ada kesepakatan fase pertama dari trade war, juga data AS yang non manufaktur seperti jasa membaik," kata dia.
"Kedua, perkembangan Eropa ada positif dari Brexit, meski pertumbuhan mereka diproyeksi masih mengarah ke bawah," tambahnya.
Ia menilai, kondisi yang secara keseluruhan membaik ini, membuat gejolak di pasar keuangan negara berkembang kembali stabil. Oleh karenanya, aliran modal asing kembali masuk ke Indonesia.
"Ini dorong volatilitas menurun, dan positif ke negara berkembang, karena sekarang flight from quality dari negara maju ke negara berkembang. Mereka (investor) confident dengan perkembangan yang ada. Muncul aliran modal ke negara berkembang termasuk ke RI," tegasnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani: Ketidakpastian Terus Muncul, Waspada!
"Dari global secara overall, melihatnya semua negara slow down (pertumbuhannya) atau secara bersama mengarah ke bawah. Karena lihat ketidakpastian ada sampai lanjut ke 2020," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Jumat (8/11/2019).
Namun demikian, ia mengakui memang kondisi global dalam minggu ini terkendali. Terutama adanya kesepakatan oleh AS dan China terkait tendensi dagang yang ke arah positif.
 Foto: Dody Budi Waluyo |
"Seminggu terakhir banyak cerita baik. Pertama ada rencana bahwa akan ada kesepakatan fase pertama dari trade war, juga data AS yang non manufaktur seperti jasa membaik," kata dia.
"Kedua, perkembangan Eropa ada positif dari Brexit, meski pertumbuhan mereka diproyeksi masih mengarah ke bawah," tambahnya.
Ia menilai, kondisi yang secara keseluruhan membaik ini, membuat gejolak di pasar keuangan negara berkembang kembali stabil. Oleh karenanya, aliran modal asing kembali masuk ke Indonesia.
"Ini dorong volatilitas menurun, dan positif ke negara berkembang, karena sekarang flight from quality dari negara maju ke negara berkembang. Mereka (investor) confident dengan perkembangan yang ada. Muncul aliran modal ke negara berkembang termasuk ke RI," tegasnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani: Ketidakpastian Terus Muncul, Waspada!
Most Popular