
Dunia Masih 'Sakit', Ramalan Ekonomi Masih Buruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD pada Selasa (21/9/2021) menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun 2021. Hal ini karena pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang tidak merata.
"Output global sekarang diperkirakan akan meningkat sebesar 5,7% tahun ini, turun 0,1 poin persentase dari perkiraan sebelumnya pada bulan Mei," menurut lembaga yang berbasis di Paris itu dikutip AFP.
Sementara itu, OECD juga memprediksi pertumbuhan global kemudian akan turun menjadi 4,5% tahun depan.
OECD menyebut negara berkembang merupakan pihak yang memiliki pemulihan ekonomi lebih lambat. Pasalnya, angka vaksinasi di negara berkembang masih lebih tertinggal dibandingkan negara maju.
Secara rinci, ekonomi Amerika Serikat (AS) terlihat berkembang 6,0% tahun ini. Ini turun hampir satu poin persentase dari perkiraan Mei lalu. Sementara itu, untuk 2022, ekonomi Negara Paman Sam diprediksi 3,9%.
Untuk China, pertumbuhannya diprediksi sebesar 8,5% tahun ini dan 5,8% pada 2022. Lalu untuk Eropa, OECD menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan zona Euro tahun ini dengan persentase poin penuh menjadi 5,3% dan 4,6% pada tahun 2022 mendatang.
Lebih lanjut, OECD menyarankan bank sentral untuk menjaga kebijakan moneter longgar. Namun pada saat yang sama juga menawarkan panduan yang jelas tentang seberapa tinggi mereka dapat mentolerir kenaikan inflasi.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Ekonomi RI Meroket 7,07%: Low Base Effect di 2020