Neraca Pembayaran RI Membaik Karena Bantuan 'Uang Panas'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2019 11:48
Indonesia Juga Tawarkan Cuan
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sedangkan dari sisi keuntungan, pasar obligasi Indonesia di atas angin setelah tren kebijakan moneter global melonggar. Bank sentral di berbagai negara, baik maju maupun berkembang, ramai-ramai menurunkan suku bunga acuan untuk menstimulasi ekonomi dan mencegah resesi.

Misalnya di AS. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sudah menurunkan suku bunga acuan 75 basis poin sejak awal tahun. Penurunan suku bunga acuan dinilai menjadi faktor yang menopang ekonomi AS mampu tumbuh positif.

"Kami sudah melakukan penyesuaian (suku bunga acuan). Saya tidak akan terlalu optimistis kalau kami tidak menurunkan suku bunga acuan 75 basis poin," kata Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, seperti diberitakan Reuters


Bahkan Clarida tidak menutup peluang pelonggaran moneter lebih lanjut. Syaratnya adalah data-data tenaga kerja, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi mengecewakan.

Tren penurunan suku bunga acuan membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS ikut bergerak ke selatan. Sejak awal tahun, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 31,2 basis poin. Instrumen ini jadi kurang seksi dan investor mencari tempat yang bisa memberikan cuan lebih banyak.




Kebetulan Indonesia bisa memberikan itu. Saat ini yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun ada di 6,994%. Lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di negara-negara Asia lainnya seperti Singapura (1,788%), Malaysia (3,467%), Thailand (1,695%), Filipina (4,563%), sampai India (6,541%).

Kesimpulannya, Indonesia mampu memberikan keamanan dan keuntungan sekaligus sehingga investor (terutama asing) masih berkenan masuk. Arus modal alias hot money ini menjadi pendongrak surplus transaksi modal dan finansial yang pada akhirnya menipiskan defisit NPI secara signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular