
Jokowi: Kita Harus Hati-hati, Negara Lain Menuju Resesi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 November 2019 11:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pembicara kunci dalam Indonesia Banking Expo 2019.
Jokowi mengaku Indonesia negara besar dan harus bersyukur mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% di kondisi global yang tidak sehat ini.
"Indonesia itu negara besar. Kita negara besar. Potensinya besar. Dan ekonomi juga terus tumbuh," kata Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
Posisi sekarang, sambung Jokowi, misalnya PDB nominal berada di US$ 1,1 triliun. Indonesia masuk ke ranking 15-16 dunia.
"PDB Purchasing Power Parity ranking ke-7. Artinya kita ini besar, tapi belum merasa besar," jelasnya.
"Tapi kita juga harus hati-hati, kondisi yang sekarang ada perang dagang, Brexit, negara lain yang menuju ke resesi atau sudah berada pada posisi resesi," imbuh.
Jokowi bercerita saat bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Ia diingatkan untuk hati-hati mengelola fiskal dan moneternya karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak sehat.
"Saya ketemu Managing Director IMF yang baru Kristalina. Dia berikan sebuah warning. Jokowi hati-hati mengelola moneter dan fiskal. Hati-hati karena kondisinya seperti ini," ungkap Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
Namun bagaimanapun Jokowi tetap bersyukur. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5%.
"Lebih dari 5% sudah bagus, bandingkan dengan negara lain yang sudah minus. Ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang 1,5%-2%. Ada yang dulu 7% kemudian anjlok. Ini patut disyukuri. Kita harus bersyukur," imbuh Jokowi.
Jokowi berharap, Indonesia juga harus bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Namun yang tetap perlu dilakukan adalah pembangunan infrastruktur karena kita ketinggalan jauh dari negara lain.
Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.
(dru/dru) Next Article Jokowi: Ekonomi Kuartal II-2020 Mungkin Minus 4,3%
Jokowi mengaku Indonesia negara besar dan harus bersyukur mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% di kondisi global yang tidak sehat ini.
"Indonesia itu negara besar. Kita negara besar. Potensinya besar. Dan ekonomi juga terus tumbuh," kata Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
"Tapi kita juga harus hati-hati, kondisi yang sekarang ada perang dagang, Brexit, negara lain yang menuju ke resesi atau sudah berada pada posisi resesi," imbuh.
Jokowi bercerita saat bertemu dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Ia diingatkan untuk hati-hati mengelola fiskal dan moneternya karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak sehat.
"Saya ketemu Managing Director IMF yang baru Kristalina. Dia berikan sebuah warning. Jokowi hati-hati mengelola moneter dan fiskal. Hati-hati karena kondisinya seperti ini," ungkap Jokowi di Hotel Fairmont, Rabu (6/11/2019).
Namun bagaimanapun Jokowi tetap bersyukur. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5%.
"Lebih dari 5% sudah bagus, bandingkan dengan negara lain yang sudah minus. Ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang 1,5%-2%. Ada yang dulu 7% kemudian anjlok. Ini patut disyukuri. Kita harus bersyukur," imbuh Jokowi.
Jokowi berharap, Indonesia juga harus bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Namun yang tetap perlu dilakukan adalah pembangunan infrastruktur karena kita ketinggalan jauh dari negara lain.
Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.
(dru/dru) Next Article Jokowi: Ekonomi Kuartal II-2020 Mungkin Minus 4,3%
Most Popular