
Internasional
Ekonomi Negara Kecil Ini Diprediksi Tumbuh 86% Tahun Depan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 November 2019 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - International Monetary Fund (IMF) percaya ada salah satu negara terkecil di Amerika Selatan yang kemungkinan akan mengalami kenaikan dramatis dalam pertumbuhan ekonomi di tahun depan.
Negara itu adalah Guyana, sebuah negara berpenduduk sekitar 780.000 jiwa, yang juga berbagi perbatasan dengan Brasil, Suriname dan Venezuela di timur laut Amerika Selatan.
Negara ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 86% pada 2020, menurut IMF. Angka tersebut naik dari 4,4% pada tahun 2019.
Ekspansi eksplosif PDB (produk domestik Bruto) riil tahunan seperti itu kemungkinan akan membuat Guyana mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Yang pasti, ekspansi ekonomi Guyana diproyeksikan akan menjadi 40 kali lipat dari yang diharapkan dari AS.
"Alasan IMF memproyeksikan itu adalah karena Guyana memiliki jumlah minyak tertinggi untuk setiap orang di negara manapun di dunia," kata Natalia Davies Hidalgo, seorang analis lepas Amerika Latin, sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (05/11/2019).
Menurut Hidalgo, dibandingkan dengan gembong OPEC Arab Saudi, yang memiliki sekitar 1.900 barel cadangan lepas pantai per orang, Guyana memiliki 3.900 barel.
"Dan itu bisa lebih banyak lagi, karena produksi belum dimulai, dan penemuan baru masih dibuat," ujarnya.
Meski demikian, Hidalgo menggambarkan proyeksi IMF sebenarnya memang sangat ambisius, mengingat pemerintahan Guyana saat ini masih bersifat sementara. Guyana kerap kali dilanda ketidakstabilan akibat krisis politik di negara itu.
Negara ini akan segera melakukan Pemilu Maret 2020 nanti. Belum lagi, tantangan lain seperti minimnya pendanaan infrastruktur yang berujung pada kemungkinan penundaan proyek.
Berbeda dari IMF, IHS Markit percaya ketidakstabilan politik di negara itu membuat jauh lebih mungkin bahwa ekonomi negara akan berkembang sekitar 30%.
Guyana sebelumnya merupakan negeri termiskin di Amerika Selatan. Tetapi predikat tersebut hilang setelah negara itu menemukan ladang minyak terbesar di dunia.
Rencananya produksi minyak akan dimulai tahun 2020. ExxonMobile, perusahaan minyak asal AS, mengatakan telah menemukan lebih dari 5,5 miliar barel minyak di perairan negeri itu.
Dengan penemuan minyak itu, Guyana akan menjadi negara kaya. Bahkan, diprediksi menjadi negara terkaya di dunia.
(sef/sef) Next Article Alasan Ekonomi RI Meroket 7,07%: Low Base Effect di 2020
Negara itu adalah Guyana, sebuah negara berpenduduk sekitar 780.000 jiwa, yang juga berbagi perbatasan dengan Brasil, Suriname dan Venezuela di timur laut Amerika Selatan.
Negara ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 86% pada 2020, menurut IMF. Angka tersebut naik dari 4,4% pada tahun 2019.
Yang pasti, ekspansi ekonomi Guyana diproyeksikan akan menjadi 40 kali lipat dari yang diharapkan dari AS.
"Alasan IMF memproyeksikan itu adalah karena Guyana memiliki jumlah minyak tertinggi untuk setiap orang di negara manapun di dunia," kata Natalia Davies Hidalgo, seorang analis lepas Amerika Latin, sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (05/11/2019).
Menurut Hidalgo, dibandingkan dengan gembong OPEC Arab Saudi, yang memiliki sekitar 1.900 barel cadangan lepas pantai per orang, Guyana memiliki 3.900 barel.
"Dan itu bisa lebih banyak lagi, karena produksi belum dimulai, dan penemuan baru masih dibuat," ujarnya.
Meski demikian, Hidalgo menggambarkan proyeksi IMF sebenarnya memang sangat ambisius, mengingat pemerintahan Guyana saat ini masih bersifat sementara. Guyana kerap kali dilanda ketidakstabilan akibat krisis politik di negara itu.
Negara ini akan segera melakukan Pemilu Maret 2020 nanti. Belum lagi, tantangan lain seperti minimnya pendanaan infrastruktur yang berujung pada kemungkinan penundaan proyek.
Berbeda dari IMF, IHS Markit percaya ketidakstabilan politik di negara itu membuat jauh lebih mungkin bahwa ekonomi negara akan berkembang sekitar 30%.
Guyana sebelumnya merupakan negeri termiskin di Amerika Selatan. Tetapi predikat tersebut hilang setelah negara itu menemukan ladang minyak terbesar di dunia.
Rencananya produksi minyak akan dimulai tahun 2020. ExxonMobile, perusahaan minyak asal AS, mengatakan telah menemukan lebih dari 5,5 miliar barel minyak di perairan negeri itu.
Dengan penemuan minyak itu, Guyana akan menjadi negara kaya. Bahkan, diprediksi menjadi negara terkaya di dunia.
(sef/sef) Next Article Alasan Ekonomi RI Meroket 7,07%: Low Base Effect di 2020
Most Popular