Pak Prabowo, Yakin Bisa Bantu Jokowi Bawa PDB Tumbuh 10%?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 November 2019 13:42
Foto: Presiden Jokowi dan Prabowo pada Pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju pada Rabu, 23 Oktober 2019 (Screenshot BPMI 2019)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto sebagai Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

Sebelumnya, ada pertemuan terlebih dahulu antara Jokowi dan Prabowo. Prabowo mengatakan, pihaknya siap membantu pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bila diperlukan. Bahkan untuk mendorong ekonomi bisa tumbuh tinggi.

"Kami siap kalau diperlukan dan siap memberikan gagasan dan mendorong ekonomi tumbuh double digit (10% atau lebih). Kami siap membantu," ujar Prabowo.

Nah, Prabowo sekarang resmi menjadi 'anak buah' Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Mampukah Prabowo membawa ekonomi Indonesia tumbuh double digit?

Jawabannya, hanya keajaiban yang mampu untuk saat ini.

Sebelumnya Jokowi berjanji ekonomi bisa tumbuh 7% di awal kampanye 2014 lalu. Sampai detik ini ekonomi Indonesia tak mampu bergerak dari 5%.

Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019.

Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.

Berikut data pertumbuhan ekonomi di 2019:
  • Triwulan I-2019 : 5,07%
  • Triwulan II-2019 : 5,05%
  • Triwulan III-2019 : 5,02%
  • Triwulan IV-2019 : ?

"Triwulan III-2019 dibandingkan dengan triwulan II-2019 melambat. Dibandingkan dengan 2018 juga melambat karena pada 2018 di triwulan III-2019 mencapai 5,17%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi persnya, Selasa (5/11/2019).

Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2019 atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 4.067,8 triliun.

Nah sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden di 2014, begini data pertumbuhan ekonomi :
  • 2014 : 5,02%
  • 2015 : 4,79%
  • 2016 : 5,02%
  • 2017 : 5,07%
  • 2018 : 5,17%
  • 2019 (Triwulan III) : 5,02%

Apabila dirangkum secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melambat. Pada kuartal I-2019 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,07% kemudian turun menjadi 5,05% di kuartal II dan turun lagi menjadi 5,02% di kuartal III.

Berdasarkan lapangan usaha, industri jasa tumbuh paling tinggi hingga digit ganda. Industri lainnya tumbuh 10,72%, industri jasa perusahaan tumbuh 10,22% sementara industri jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 9,19%.

Secara kuartalan, lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pengadaan listrik dan gas yang tumbuh 4,94%, konstruksi tumbuh 4,76% dan jasa keuangan dan asuransi 4,66%.

Secara struktural, ekonomi Indonesia masih ditopang oleh sektor industri yang mencapai 19,62% disusul oleh sektor pertanian sebesar 13,45% kemudian sektor perdagangan 13,02% dan sektor konstruksi yang berkontribusi 10% terhadap PDB.

Keempat sektor lapangan usaha di atas berkontribusi lebih dari 50% dari PDB Indonesia. Apabila ditilik lebih lanjut, pertumbuhan keempat sektor tersebut juga terbilang lesu.

Sektor industri tumbuh melambat menjadi 4,15% (YoY) dari sebelumnya yang mencapai 4,35%. Sektor pertanian juga terkontraksi. Sektor pertanian tumbuh melambat menjadi 3,08% (YoY) dari sebelumnya di kuartal III-2018 berada di 3,66% (YoY).

Sektor perdagangan juga tumbuh melambat menjadi 4,75% (YoY) dari sebelumnya di kuartal III-2018 yang mencapai 5,28%. Sektor konstruksi pun tumbuh melambat di kuartal III-2019. BPS mencatat sektor konstruksi tumbuh 5,65% (YoY) melambat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5,79%.

Melambatnya keempat sektor yang menopang lebih dari 50% PDB Indonesia membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terbebani dan hanya mampu tumbuh mentok di 5,02%.


[Gambas:Video CNBC]





(dru) Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular