
Per September 2019, Pemerintah Terbitkan Utang Baru Rp 317 T
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 November 2019 16:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah mencetak utang baru hingga 30 September 2019 sebesar Rp 317,7 triliun. Hal tersebut tertuang dalam realisasi pembiayaan utang per September 2019 seperti disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Posisi utang rasio 30% dari PDB. Akan terus dijaga terhadap PDB. Jika lihat Jepang sampe 200% PDB dan Malaysia sekalipun rasio utang di atas 50% PDB dari ekonominya," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Senin (4/11/2019).
Sri Mulyani menyampaikan 4 kebijakan pembiayaan utang.
Pertama, prinsip kehati-hatian. Dengan tetap mengendalikan utang dalam rasio utang yang aman dan bisa dikendalikan (29,4 - 30,1% PDB).
Kedua, efisiensi Biaya Utang. Pengadaan utang dengan yield dan cost of funds yang paling kompetitif.
Ketiga, produktivitas. Pemanfaatan instrumen yang lebih produktif seperti Sukuk pembiayaan proyek untuk mendukung proyek yang produktif seperti pembangunan infrastruktur
Keempat, keseimbangan Ekonomi. Menjaga komposisi utang valas dan utang Rupiah dalam porsi yang manageable bagi Perekonomian dengan tetap memprioritaskan sumber pembiayaan Rupiah dan melakukan Pendalaman Pasar Keuangan Domestik (al memperbesar SBN Ritel)
(dru) Next Article Cerita Sri Mulyani Soal "Desa Setan" yang Terima Dana Desa
"Posisi utang rasio 30% dari PDB. Akan terus dijaga terhadap PDB. Jika lihat Jepang sampe 200% PDB dan Malaysia sekalipun rasio utang di atas 50% PDB dari ekonominya," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Senin (4/11/2019).
![]() |
Pertama, prinsip kehati-hatian. Dengan tetap mengendalikan utang dalam rasio utang yang aman dan bisa dikendalikan (29,4 - 30,1% PDB).
Kedua, efisiensi Biaya Utang. Pengadaan utang dengan yield dan cost of funds yang paling kompetitif.
Ketiga, produktivitas. Pemanfaatan instrumen yang lebih produktif seperti Sukuk pembiayaan proyek untuk mendukung proyek yang produktif seperti pembangunan infrastruktur
Keempat, keseimbangan Ekonomi. Menjaga komposisi utang valas dan utang Rupiah dalam porsi yang manageable bagi Perekonomian dengan tetap memprioritaskan sumber pembiayaan Rupiah dan melakukan Pendalaman Pasar Keuangan Domestik (al memperbesar SBN Ritel)
(dru) Next Article Cerita Sri Mulyani Soal "Desa Setan" yang Terima Dana Desa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular