
Rokok Hingga Daging Ayam Sebabkan Inflasi Oktober 2019
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
01 November 2019 09:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang Oktober 2019 sebesar 0,02%. Inflasi tahun berjalan (YtD) sebesar 2,22% dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 3,13%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi bulan ini naik tipis dibandingkan bulan September lalu yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,27%.
"Jadi kalau kita lihat harga komoditas Oktober 2019 secara umum mengalami kenaikan tapi tipis sekali sehingga inflasi hanya 0,02%," ujar nya di Gedung BPS, Jumat (1/11/2019).
Suhariyanto menjelaskan, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan tipis dibandingkan bulan lalu. Seperti kenaikan harga tomat dan cabai rawit di Manado sehingga menjadi kota yang mengalami deflasi tertinggi.
Selain itu, jika dilihat dari kelompok pengeluaran ada juga kenaikan daging ayam ras, bawang merah serta harga rokok filter.
"Ada yang naik harga daging ayam ras beri andil 0,05% ke inflasi, bawang merah beri andil inflasi 0,02%," kata dia.
Sementara itu, yang mengalami inflasi tertinggi ada di kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Dimana inflasi tercatat sebesar 0,45% dengan andil 0,08%.
"Komoditas yang dominan naik adalah nasi dan lauk pauk, rokok filter dan rokok putih sumbang 0,01% ke inflasi," tegasnya.
(dru) Next Article Rokok dan Iuran BPJS Naik, Waspada Inflasi Februari 2020
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi bulan ini naik tipis dibandingkan bulan September lalu yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,27%.
"Jadi kalau kita lihat harga komoditas Oktober 2019 secara umum mengalami kenaikan tapi tipis sekali sehingga inflasi hanya 0,02%," ujar nya di Gedung BPS, Jumat (1/11/2019).
Selain itu, jika dilihat dari kelompok pengeluaran ada juga kenaikan daging ayam ras, bawang merah serta harga rokok filter.
"Ada yang naik harga daging ayam ras beri andil 0,05% ke inflasi, bawang merah beri andil inflasi 0,02%," kata dia.
Sementara itu, yang mengalami inflasi tertinggi ada di kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Dimana inflasi tercatat sebesar 0,45% dengan andil 0,08%.
"Komoditas yang dominan naik adalah nasi dan lauk pauk, rokok filter dan rokok putih sumbang 0,01% ke inflasi," tegasnya.
(dru) Next Article Rokok dan Iuran BPJS Naik, Waspada Inflasi Februari 2020
Most Popular