
Lahan Beres, Proyek Kilang Tuban Rp 225 T Masuk Tahap Desain
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
30 October 2019 14:44

Jakarta, CNBC Indonesia- Sempat terganjal urusan pembebasan lahan, proyek Grassroot Refinery (GRR) kilang Tuban kini mulai ada titik cerah.
PT Pertamina (Persero) hari ini meneken perjanjian dengan perusahaan konstruksi asal Spanyol, Spanish Tecnicas Reunidas SA untuk pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) proyek kilang Tuban yang memiliki nilai investasi US$ 16 miliar atau setara Rp 225 triliun.
Penandatanganan ini dilakukan di Moskow pada Senin (28/10/2019) oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan Rusia Rosneft PJSC.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia merupakan joint venture yang telah dibentuk sejak Oktober 2016 dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55% dan Rosneft 45%.
"Kilang Tuban ini didesain hingga bisa memiliki kapasitas pengolahan utama hingga 15 mmta, yang sebagian diantaranya akan mengolah Petrokimia seperti produk Etilen sebanyak 1 mmta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 mmta," ujar Fajriyah, Rabu (30/10/2019).
Pabrik ini nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia. Dukungan penuh diberikan pemerintah Indonesia untuk proyek ini, baik dalam penyediaan infrastruktur yang diperlukan maupun kebutuhan lainnya.
Kilang Tuban rencananya akan mulai berjalan pada tahun 2025. Dan dari titik inilah, klaster industri kimia baru akan tercipta di Tuban.
"Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depannya. Baik untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, maupun untuk menghasilkan produk petrokimia yang bernilai tinggi," katanya.
(gus) Next Article Digugat Warga, Nasib Lahan Kilang Tuban Diketok Akhir Bulan
PT Pertamina (Persero) hari ini meneken perjanjian dengan perusahaan konstruksi asal Spanyol, Spanish Tecnicas Reunidas SA untuk pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) proyek kilang Tuban yang memiliki nilai investasi US$ 16 miliar atau setara Rp 225 triliun.
Penandatanganan ini dilakukan di Moskow pada Senin (28/10/2019) oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan Rusia Rosneft PJSC.
"Kilang Tuban ini didesain hingga bisa memiliki kapasitas pengolahan utama hingga 15 mmta, yang sebagian diantaranya akan mengolah Petrokimia seperti produk Etilen sebanyak 1 mmta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 mmta," ujar Fajriyah, Rabu (30/10/2019).
Pabrik ini nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia. Dukungan penuh diberikan pemerintah Indonesia untuk proyek ini, baik dalam penyediaan infrastruktur yang diperlukan maupun kebutuhan lainnya.
Kilang Tuban rencananya akan mulai berjalan pada tahun 2025. Dan dari titik inilah, klaster industri kimia baru akan tercipta di Tuban.
"Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depannya. Baik untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, maupun untuk menghasilkan produk petrokimia yang bernilai tinggi," katanya.
(gus) Next Article Digugat Warga, Nasib Lahan Kilang Tuban Diketok Akhir Bulan
Most Popular