
Karena Kashmir, Kisruh CPO India-Malaysia Makin Panas
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
28 October 2019 07:55

Ketegangan juga meningkat antara India dan Turki, setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa Kashmir yang dikelola India "dikepung". Setelah komentar tersebut, Modi membatalkan kunjungannya ke Turki dan mengancam bahwa India dapat mengurangi pesanan senilai US$ 2,3 miliar dalam perkapalan Turki.
New Delhi belum mengambil langkah-langkah formal apa pun terhadap Malaysia atau Turki, tetapi pekan lalu dikabarkan bahwa India mempertimbangkan untuk membatasi impor dari kedua negara, menurut Bloomberg News mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini.
"Kami berbicara ... pikiran kami dan kami tidak menarik kembali ucapan itu dan berubah," kata Mahathir kepada wartawan.
"Kadang-kadang apa yang kita katakan disukai oleh sebagian orang, dan tidak disukai oleh yang lain," tambah pria berusia 94 tahun yang terkenal vokal itu.
Dan dengan meningkatnya kemarahan nasionalistis di India, pertikaian tampaknya belum akan segera berakhir.
"Ini bukan murni masalah minyak kelapa sawit. Itu terkait dengan ego ... dan nasionalisme,"kata James Chin, seorang ahli Malaysia di University of Tasmania, kepada AFP. (sef/sef)
New Delhi belum mengambil langkah-langkah formal apa pun terhadap Malaysia atau Turki, tetapi pekan lalu dikabarkan bahwa India mempertimbangkan untuk membatasi impor dari kedua negara, menurut Bloomberg News mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini.
"Kami berbicara ... pikiran kami dan kami tidak menarik kembali ucapan itu dan berubah," kata Mahathir kepada wartawan.
Dan dengan meningkatnya kemarahan nasionalistis di India, pertikaian tampaknya belum akan segera berakhir.
"Ini bukan murni masalah minyak kelapa sawit. Itu terkait dengan ego ... dan nasionalisme,"kata James Chin, seorang ahli Malaysia di University of Tasmania, kepada AFP. (sef/sef)
Pages
Most Popular