
Modus Makin Canggih, Pencurian Minyak di Rokan Makin Naik
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 October 2019 17:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Terhitung sejak tahun 2012 hingga tahun 2019 telah terjadi pencurian minyak sebanyak 63 kali di Blok Rokan. Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, M Atok Urrahman mengatakan, terkait keamanan pihaknya telah meminta bantuan kepada aparat TNI untuk menjaga wilayah teritorial.
"Penguatan itu gini, itu operasi teritorial amankan masyarakat, tapi nggak semata-mata pengamanan, karena pengamanan domain polisi. Ngobrol dengan masyarakat dan libatkan TNI," terangnya dalam acara konferensi pers capaian kinerja hulu migas kuartal tiga di kantor SKK Migas, Kamis (23/10/2019).
Lebih lanjut dirinya menerangkan pencurian dilakukan dengan membuat terowongan sepanjang 100 meter dengan diameter pipa 2,5 inci. Jumlah pencurian terjadi tertinggi terjadi pada tahun 2018. Mungkin, kata Atok, masyarakat menyadari usaha hulu migas kini dimiliki oleh negara bukan milik asing sehingga dilakukan pencurian.
Diduga pencurian ini dilakukan oleh orang-orang yang sudah ahli. "Ini pipanya shipping line yang arah ke titik lifting tadi," terangnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok minyak raksasa terbesar ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang. Blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
(gus/gus) Next Article Lucu! Ternyata Ini Alasan Produksi Blok Rokan Rontok
"Penguatan itu gini, itu operasi teritorial amankan masyarakat, tapi nggak semata-mata pengamanan, karena pengamanan domain polisi. Ngobrol dengan masyarakat dan libatkan TNI," terangnya dalam acara konferensi pers capaian kinerja hulu migas kuartal tiga di kantor SKK Migas, Kamis (23/10/2019).
Lebih lanjut dirinya menerangkan pencurian dilakukan dengan membuat terowongan sepanjang 100 meter dengan diameter pipa 2,5 inci. Jumlah pencurian terjadi tertinggi terjadi pada tahun 2018. Mungkin, kata Atok, masyarakat menyadari usaha hulu migas kini dimiliki oleh negara bukan milik asing sehingga dilakukan pencurian.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok minyak raksasa terbesar ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang. Blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
(gus/gus) Next Article Lucu! Ternyata Ini Alasan Produksi Blok Rokan Rontok
Most Popular