Duh, RI Kebanjiran Impor Mobil Sport Sampai Gula

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
16 October 2019 07:28
Duh, RI Kebanjiran Impor Mobil Sport Sampai Gula
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang September 2019 nilai impor sebesar US$ 14,28 juta. Impor ini mengalami kenaikan sebesar 0,63% dibandingkan bulan Agustus lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan impor disebabkan oleh naiknya impor non migas US$ 127,4 juta dan impor migas justru turun US$ 38,5 juta yang dipicu oleh turunnya nilai impor minyak mentah sebesar US$ 95,9 juta.
"Impor kita naik tipis 0,63% karena ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan," ujar nya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Ia menjelaskan, menurut penggunaan barang seperti konsumsi mengalami kenaikan baik bulanan dan tahunan.

"Impor konsumsi meningkat karena kenaikan permintaan kendaraan seperti daging beku, mobil sport dan bahan kimia," kata dia.

Sedangkan untuk bahan baku terjadi penurunan impor karena permintaan yang turun. Komoditas yang turun salah satunya raw sugar dari Thailand.

Kemudian, dari sektor barang modal terjadi kenaikan dibandingkan bulan lalu dan penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Adapun komoditas impor di kelompok ini adalah barang elektronik.

"Barang modal yang import laptop, notebook, komputer dan beberapa mesin dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan," jelasnya.

Lebih rinci, adapun barang yang mengalami peningkatan impor tertinggi adalah serelia, gandum dan kapal laut serta bangunan terapung. Sedangkan barang yang mengalami penurunan impor tertinggi adalah gula dan kembang gula serta kapal terbang dan tembaga.



BERLANJUT KE HAL 2 >>>>

Selanjutnya, jika dilihat dari negara asalnya yang mengalami kenaikan impor tertinggi adalah dari China sebesar US$ 142,6 juta, dari Ukraina US$ 131 juta dan impor dari Korea Selatan naik menjadi US$ 74,8 juta.

Sedangkan yang mengalami penurunan impor ke Indonesia tertinggi adalah Amerika Serikat US$ 78,6 juta, Jepang US$ 59,7 juta dan Italia US$ 58,5 juta.

Untuk tahun berjalan Januari-September 2019, nilai impor tercatat US$ 126,12 juta atau turun 9,12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor utama secara kumulatif terutama masih berasa dari China sebesar 29,34% dan kemudian disusul oleh Jepang.

"Komoditas dari China, handphone, notebook dan Jepang ada mesin. Tapi secara kumulatif kompoisis pangsa impor non migas tidak berubah," tegasnya.

BERLANJUT KE HAL 3 >>>

BPS mencatat salah satu impor terbesar dan paling dominan di bulan September adalah kendaraan dan bagiannya yang tercatat sebesar US$ 643,9 juta. Salah satunya yang meningkat adalah impor mobil sport.

Dari data BPS HS 87032367, impor mobil yang meningkat adalah jenis station wagon & sport cars of not 4WD diesel of cylinder 2.000-2.500 cc, nilainya mencapai US$ 22,3 juta. Angka ini naik US$ 13,4 juta dibandingkan periode Agustus 2019.

Kemudian untuk mobil sport HS 87032366 station wagon & sport cars of not 4WD diesel of cylinder 1.800-2.000 cc, nilainya mencapai US$ 18,2 juta. Nilai ini naik US$ 9,5 juta.

Dengan demikian maka total impor mobil sport sepanjang September 2019 sebesar US$ 40,5 juta atau Rp 567 Miliar (kurs Rp 14.000/US$).

Berikut 10 barang impor terbanyak sepanjang September 2019:

1. Kendaraan dan bagiannya US$ 643,9 juta

2. Bahan kimia organik US$ 504,6 juta

3. Benda-benda dari besi dan baja US$ 328,7 juta

4. Serealia US$ 311,2 juta

5. Kapas US$ 161,5 juta

6. Gula dan kembang gula US$ 112,2 juta

7. Tembaga US$ 80,5 juta

8. Kapal laut dan bangunan terapung US$ 165,8 juta

9. Binatang hidup US$ 44,2 juta

10. Kapal Terbang dan bagiannya US$ 28,8 juta.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular