Bantu Perangi Kemiskinan, Trio Ekonom AS Dapat Nobel
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 October 2019 19:11
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga ekonom Amerika mendapatkan Penghargaan Ekonomi Nobel (Nobel Economics Prize) dari Royal Swedish Academy of Sciences pada Senin (14/10/19). Penghargaan diberikan karena ketiga ekonom itu berhasil membantu mengatasi masalah kemiskinan.
Ketiganya melahirkan pendekatan baru dalam hal pendidikan dan kesehatan untuk memerangi kemiskinan.
Ketiga ekonom itu adalah pria kelahiran India yang telah tinggal Amerika Serikat (US) Abhijit Banerjee, istrinya Esther Duflo, dan Michael Kremer asal AS.
"Para penerima penghargaan tahun ini telah memperkenalkan sebuah pendekatan baru untuk memperoleh jawaban yang handal tentang cara terbaik untuk menangani kemiskinan global," kata para juri, seperti dikutip dari AFP.
Duflo merupakan wanita penerima Nobel Economics Prize kedua dalam 50 tahun penghargaan ini. Sebelumnya yang pertama adalah Elinor Ostrom pada 2009.
Duflo (46 tahun) dan suaminya (58 tahun) sama-sama profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sementara Kremer (54 tahun) adalah profesor di Harvard University.
Ketiganya menemukan cara yang efisien dalam memerangi kemiskinan dengan mengubah isu-isu sulit menjadi pertanyaan yang lebih kecil dan lebih terkontrol, yang kemudian dapat dijawab melalui percobaan lapangan, kata para juri.
"Mereka telah menunjukkan bahwa pertanyaan yang lebih kecil, lebih tepat ini kadang kala lebih baik dijawab melalui percobaan yang dilakukan dengan hati-hati di antara orang-orang yang paling terpengaruh," katanya.
"Sebagai satu hasil langsung dari salah satu penelitian mereka, lebih dari lima juta anak-anak India telah menerima manfaat dari program-program efektif dari les perbaikan nilai di sekolah. Contoh lainnya adalah subsidi besar untuk perawatan kesehatan preventif yang telah diberikan di banyak negara," jelas para juri.
Memenangkan hadiah nobel berarti ketiga ekonom itu akan mendapatkan uang senilai total sembilan juta kronor Swedia atau setara US$ 914.000 (Rp 12,7 miliar, kurs Rp 14.000).
Ketiganya juga akan menerima penghargaan dari Raja Carl XVI Gustaf pada upacara formal di Stockholm pada 10 Desember, bertepatan dengan peringatan kematian Alfred Nobel yang meninggal pada tahun 1896.
(dru) Next Article Tak Cuma SD Inpres, Peraih Nobel Juga Kaji BPJS Kesehatan RI?
Ketiganya melahirkan pendekatan baru dalam hal pendidikan dan kesehatan untuk memerangi kemiskinan.
Ketiga ekonom itu adalah pria kelahiran India yang telah tinggal Amerika Serikat (US) Abhijit Banerjee, istrinya Esther Duflo, dan Michael Kremer asal AS.
Duflo merupakan wanita penerima Nobel Economics Prize kedua dalam 50 tahun penghargaan ini. Sebelumnya yang pertama adalah Elinor Ostrom pada 2009.
Duflo (46 tahun) dan suaminya (58 tahun) sama-sama profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sementara Kremer (54 tahun) adalah profesor di Harvard University.
Ketiganya menemukan cara yang efisien dalam memerangi kemiskinan dengan mengubah isu-isu sulit menjadi pertanyaan yang lebih kecil dan lebih terkontrol, yang kemudian dapat dijawab melalui percobaan lapangan, kata para juri.
"Mereka telah menunjukkan bahwa pertanyaan yang lebih kecil, lebih tepat ini kadang kala lebih baik dijawab melalui percobaan yang dilakukan dengan hati-hati di antara orang-orang yang paling terpengaruh," katanya.
"Sebagai satu hasil langsung dari salah satu penelitian mereka, lebih dari lima juta anak-anak India telah menerima manfaat dari program-program efektif dari les perbaikan nilai di sekolah. Contoh lainnya adalah subsidi besar untuk perawatan kesehatan preventif yang telah diberikan di banyak negara," jelas para juri.
Memenangkan hadiah nobel berarti ketiga ekonom itu akan mendapatkan uang senilai total sembilan juta kronor Swedia atau setara US$ 914.000 (Rp 12,7 miliar, kurs Rp 14.000).
Ketiganya juga akan menerima penghargaan dari Raja Carl XVI Gustaf pada upacara formal di Stockholm pada 10 Desember, bertepatan dengan peringatan kematian Alfred Nobel yang meninggal pada tahun 1896.
(dru) Next Article Tak Cuma SD Inpres, Peraih Nobel Juga Kaji BPJS Kesehatan RI?
Most Popular