3 Tahun Jadi Menperin, Airlangga Kritik Industri Lewat Buku

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
14 October 2019 11:56
Menperi Airlangga meluncurkan buku soal kritik pada industri di Indonesia.
Foto: Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (dok. Humas Kemenperin)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meluncurkan buku karyanya "Merajut Asa, Membangun Industri Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkelanjutan" di ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Alih-alih berbicara kemajuan perindustrian semasa periodenya, Airlangga dalam bukunya justru memberikan sejumlah catatan dan kritik atas perindustrian nasional. Sebagai contoh, ia menuliskan artikel dengan judul "Indonesia, Mengapa Begitu Lamban?"

Airlangga mengakui bahwa bukunya memang berisi banyak 'sentilan' sebagai sumbang saran untuk Indonesia lantaran ditulis sebelum dirinya menjabat sebagai menteri perindustrian. Airlangga menggantikan Saleh Husin sebagai menperin pada 26 Juli 2016.

"Buku ini saya tulis sebelum tahun 2016, jadi bukunya agak galak-galak sedikit karena saya masih berada di luar, jadi berbeda ini Pak Rosan (Ketua Kadin) bahwa buku ini ditulis sebagai sumbang saran dan langkah untuk mewujudkan Indonesia sejahtera dan berkelanjutan," kata Airlangga dalam sambutan bedah buku Merajut Asa di kantor Kemenperin, Senin (14/10/2019).



Hadir dalam bedah buku tersebut, pejabat eselon dan pegawai Kementerian Perindustrian, akademisi, ekonom, kalangan pengusaha termasuk Ketua Kadin Rosan Roeslani.

Buku ini merangkum pemikirannya sewaktu menjadi anggota DPR RI. Airlangga menjadi anggota DPR selama 2 periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Airlangga menyampaikan bahwa buku karangannya ditulis dengan premis "kaya atau miskin SDA, yang paling penting adalah SDM."

Selain itu, Airlangga mengatakan bukunya juga membahas hal-hal di balik UU Minerba, UU Perdagangan, UU Perindustrian yang dibuat sewaktu dirinya menjabat sebagai anggota DPR RI 2009-2014.



"UU Minerba menentukan hilirisasi dan kita tentukan tahunnya dan kemudian hilirasasi menjadi bagian yang tertunda baru dilaksanakan periode Pak Jokowi, hasilnya dapat kita lihat di Morowali. Lalu, UU Perdagangan ini menggantikan UU zaman Hindia-Belanda, dan memang UU perdagangan ini menjadi bagian yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Airlangga.
(hoi/hoi) Next Article Menperin Bertemu Bos Toyota-Mitsubishi di Jepang, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular