Negara Ini Bikin Robot untuk Bantu Pengangguran, Lho?
11 October 2019 18:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Jubungan robot dan manusia, biasanya yang muncul pertama kali adalah pemikiran bahwa robot akan menyingkirkan manusia dan merebut pekerjaan mereka.
Namun, hal ini tidak demikian di Finlandia justru sebaliknya. Pemerintah negara ini justru sedang merakit robot yang tidak hanya ditujukan untuk membantu rakyatnya mencari kerja, namun juga untuk membantu mengingatkan mereka apakah pekerjaan yang sedang dijalani patut untuk dipertahankan atau ditinggalkan.
Direktur jenderal Badan Nasional Pendidikan Finlandia Olli-Pekka Heinonen, mengatakan kepada Apolitical bahwa pemerintahnya sedang bersiap untuk mengujicoba alat baru yang akan membuat warga tetap bekerja selama periode gejolak pasar tenaga kerja.
Alat ini juga akan dipasangi algoritme untuk memprediksi kapan keterampilan pengguna cenderung menurun, dan menyarankan untuk beralih ke pekerjaan yang lebih berkelanjutan.
Jika berhasil, alat ini dapat membantu menopang masa depan 2,5 juta pekerja Finlandia. OECD memperingatkan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa 14% pekerjaan di negara maju beresiko tinggi terhadap otomatisasi, sementara 32% lainnya dipastikan akan mengalami perubahan yang signifikan.
Seiring dengan perubahan teknologi dan globalisasi yang terus membentuk kembali dunia kerja, platform ini dapat membantu negara mengelola transisi yang tidak terduga sehingga mencegah pekerja menjadi pengangguran.
Selain itu, pemerintah juga berencana membuat Aurora, sebuah platform online yang akan menghubungkan layanan digital yang dijalankan oleh sektor swasta dan publik. Aplikasi ini akan memungkinkan warga negara untuk meminta solusi dari masalah mereka di berbagai bidang kehidupan di luar pekerjaan, mulai dari kesehatan hingga perceraian.
Mengutip laporan World Economic Forum (WEF), saat ini sudah ada sekitar 40 organisasi sektor swasta dan publik yang terlibat. Finlandia juga sudah menyimpan catatan terperinci tentang tingkat keterampilan warganya, seperti pendidikan dan pelatihan lanjutan.
"Pemerintah bekerja sama dengan mitra sosial dan pengusaha, sehingga sudah memiliki informasi tentang keterampilan apa yang saat ini diminati, dan beberapa proyeksi tentang bagaimana tuntutan itu kemungkinan akan berubah di masa depan." Tulis WEF.
Platform ini juga akan menyediakan data pekerjaan dan keterampilan mana yang sedang diminati. Bahkan, juga memberikan data tentang keterampilan baru apa yang harus seorang pekerja miliki dan kembangkan, dan ke mana mereka bisa mempelajarinya.
Namun, menurut Aleksi Kopponen, penasihat khusus di kementerian keuangan Finlandia yang bekerja pada proyek tersebut, detail pasti dari teknologi yang akan berada di jantung platform belum difinalisasi.
"Rencana Finlandia sedang dalam tahap awal. Tetapi jika mereka bisa membuat orang dewasa siap menghadapi dunia kerja yang berubah sebelum perubahan itu terjadi, itu bisa membantu mencegah bencana," Kata WEF.
Di Indonesia, peran robot atau robotisasi di industri membuat khawatir serikat buruh. KSPI memperkirakan beberapa industri sudah melakukan robotisasi, sebagian lagi sedang tahap persiapan. Bakal ada 30% pekerja yang kena PHK 3-5 tahun ke depan sebagai dampak robotisasi.
(hoi/hoi)
Namun, hal ini tidak demikian di Finlandia justru sebaliknya. Pemerintah negara ini justru sedang merakit robot yang tidak hanya ditujukan untuk membantu rakyatnya mencari kerja, namun juga untuk membantu mengingatkan mereka apakah pekerjaan yang sedang dijalani patut untuk dipertahankan atau ditinggalkan.
Direktur jenderal Badan Nasional Pendidikan Finlandia Olli-Pekka Heinonen, mengatakan kepada Apolitical bahwa pemerintahnya sedang bersiap untuk mengujicoba alat baru yang akan membuat warga tetap bekerja selama periode gejolak pasar tenaga kerja.
Alat ini juga akan dipasangi algoritme untuk memprediksi kapan keterampilan pengguna cenderung menurun, dan menyarankan untuk beralih ke pekerjaan yang lebih berkelanjutan.
Jika berhasil, alat ini dapat membantu menopang masa depan 2,5 juta pekerja Finlandia. OECD memperingatkan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa 14% pekerjaan di negara maju beresiko tinggi terhadap otomatisasi, sementara 32% lainnya dipastikan akan mengalami perubahan yang signifikan.
Seiring dengan perubahan teknologi dan globalisasi yang terus membentuk kembali dunia kerja, platform ini dapat membantu negara mengelola transisi yang tidak terduga sehingga mencegah pekerja menjadi pengangguran.
Selain itu, pemerintah juga berencana membuat Aurora, sebuah platform online yang akan menghubungkan layanan digital yang dijalankan oleh sektor swasta dan publik. Aplikasi ini akan memungkinkan warga negara untuk meminta solusi dari masalah mereka di berbagai bidang kehidupan di luar pekerjaan, mulai dari kesehatan hingga perceraian.
Mengutip laporan World Economic Forum (WEF), saat ini sudah ada sekitar 40 organisasi sektor swasta dan publik yang terlibat. Finlandia juga sudah menyimpan catatan terperinci tentang tingkat keterampilan warganya, seperti pendidikan dan pelatihan lanjutan.
"Pemerintah bekerja sama dengan mitra sosial dan pengusaha, sehingga sudah memiliki informasi tentang keterampilan apa yang saat ini diminati, dan beberapa proyeksi tentang bagaimana tuntutan itu kemungkinan akan berubah di masa depan." Tulis WEF.
Platform ini juga akan menyediakan data pekerjaan dan keterampilan mana yang sedang diminati. Bahkan, juga memberikan data tentang keterampilan baru apa yang harus seorang pekerja miliki dan kembangkan, dan ke mana mereka bisa mempelajarinya.
Namun, menurut Aleksi Kopponen, penasihat khusus di kementerian keuangan Finlandia yang bekerja pada proyek tersebut, detail pasti dari teknologi yang akan berada di jantung platform belum difinalisasi.
"Rencana Finlandia sedang dalam tahap awal. Tetapi jika mereka bisa membuat orang dewasa siap menghadapi dunia kerja yang berubah sebelum perubahan itu terjadi, itu bisa membantu mencegah bencana," Kata WEF.
Di Indonesia, peran robot atau robotisasi di industri membuat khawatir serikat buruh. KSPI memperkirakan beberapa industri sudah melakukan robotisasi, sebagian lagi sedang tahap persiapan. Bakal ada 30% pekerja yang kena PHK 3-5 tahun ke depan sebagai dampak robotisasi.
Artikel Selanjutnya
Silmy Karim: Banyak Pengusaha yang Latah Pakai Robot
(hoi/hoi)