
Faisal Basri Sayangkan BPK Masih Kental Orang Politik
Anissatul Umah, CNBC Indonesia
04 October 2019 20:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah memilih lima anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI untuk periode 2019 - 2024.
Sayang, empat dari anggotanya berasal dari kalangan politikus. Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri menyinggung soal kondisi ini.
Terjadi kontra produksi dari kondisi ini, di mana partai-partai ini mengaku solid dalam memberantas korupsi. Akan tetapi mereka justru menempatkan orang-orangnya sendiri.
"Saya rasa nggak bisa lagi begini, saya nggak mengatakan semua maling, tapi anda bisa lihat sendiri partai ini solider melawan korupsi, namun solider juga menempatkan orang-orangnya," ungkap Faisal dalam diskusi di GoWork Menara Standard Chartered, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2019).
Terkait rekrutmen anggota BPK, menurut idealnya Presiden yang mengajukan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan. Jika DPR tidak sepakat dikembalikan. Bukan DPR yang mengajukan, karena itu artinya mereka memilih dirinya sendiri.
Dirinya mengkhawatirkan jika posisi BPK banyak diisi dari kalangan politik, akan banyak kepentingan di dalamnya. "Ya yang gagal cari pekerjaan baru, yang kalah dalam kompetisi politik. DPR milih BPK nggak ada di dunia," imbuhnya.
Kelima anggota BPK ini dipilih oleh Komisi XI berdasarkan pemungutan suara (voting). Lima anggota BPK di antaranya Pius Lustrilanang politisi dari Gerindra, Daniel Lumban Tobing adalah politisi PDIP, Hendra Susanto merupakan pegawai BPK. Achsanul Qasasi politisi dari Partai Demokrat, dan Harry Azhar Azis politisi dari Partai Golkar.
(gus) Next Article Faisal Basri Sebut 6 Menteri dengan 'Dosa' Terbanyak
Sayang, empat dari anggotanya berasal dari kalangan politikus. Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri menyinggung soal kondisi ini.
"Saya rasa nggak bisa lagi begini, saya nggak mengatakan semua maling, tapi anda bisa lihat sendiri partai ini solider melawan korupsi, namun solider juga menempatkan orang-orangnya," ungkap Faisal dalam diskusi di GoWork Menara Standard Chartered, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2019).
Terkait rekrutmen anggota BPK, menurut idealnya Presiden yang mengajukan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan. Jika DPR tidak sepakat dikembalikan. Bukan DPR yang mengajukan, karena itu artinya mereka memilih dirinya sendiri.
Dirinya mengkhawatirkan jika posisi BPK banyak diisi dari kalangan politik, akan banyak kepentingan di dalamnya. "Ya yang gagal cari pekerjaan baru, yang kalah dalam kompetisi politik. DPR milih BPK nggak ada di dunia," imbuhnya.
Kelima anggota BPK ini dipilih oleh Komisi XI berdasarkan pemungutan suara (voting). Lima anggota BPK di antaranya Pius Lustrilanang politisi dari Gerindra, Daniel Lumban Tobing adalah politisi PDIP, Hendra Susanto merupakan pegawai BPK. Achsanul Qasasi politisi dari Partai Demokrat, dan Harry Azhar Azis politisi dari Partai Golkar.
(gus) Next Article Faisal Basri Sebut 6 Menteri dengan 'Dosa' Terbanyak
Most Popular