
Drama Pemilihan Ketua MPR: Megawati Mohon Pengertian Prabowo?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 October 2019 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Politikus Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo telah terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia periode 2019-2024. Ini setelah Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, beserta sembilan pimpinan lain diambil sumpah dan janji oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali di ruang rapat paripurna MPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Namun, terpilihnya Bamsoet melalui mekanisme musyawarah mufakat sempat diwarnai sedikit drama. Sebab, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ngotot mengajukan Ahmad Muzani sebagai ketua MPR RI. Muzani bahkan sempat menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama KH Said Aqil Siroj untuk 'memohon' restu.
Ia juga menemui sang ketua umumĀ Prabowo Subianto sesaat sebelum rapat paripurna MPR RI dengan agenda pemilihan dan penetapan pimpinan dimulai pukul 19.00 WIB. Tak dinyana, pertemuan dengan Prabowo itu mengubah segalanya. Gerindra yang mulanya berkeinginan menyorongkan Muzani sebagai ketua MPR RI melunak dan sepakat mendukung Bamsoet.
Ditemui selepas proses pelantikan sebagai pimpinan MPR, Muzani mengemukakan ada komunikasi antara Prabowo dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelum keputusan Gerindra diambil.
"Komunikasi dimaksud perihal ketua MPR di mana Pak Prabowo meminta pada Bu Mega agar (posisi ketua MPR RI) diberikan kepada Gerindra. Bu Mega terus terang agak sulit untuk menolak ini, tapi gimana cara menerima ini karena proses sudah berlangsung," ujar Muzani.
"Karena itu, Bu mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR RI agar musyawarah dan mufakat. Meski Bu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini pada Pak Prabowo sebagai partai yang mandiri," lanjutnya.
Kemudian, kata Muzani, Prabowo memanggilnya untuk menjelaskan peta fraksi-fraksi dalam penetapan calon ketua MPR RI. Muzani pun melaporkan hasil pembicaraan dalam lobi MPR RI.
"Kemudian saya bicarakan hasil pembicaraan dengan Pak Amien Rais (Ketua Dewan Kehormatan PAN) dengan Pak Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN, kemudian PKS, dan Demokrat melalui sekjen saya bicarakan semua. Akhirnya beliau (Prabowo) ambil keputusan demi kepentingan lebih besar, kamu (Muzani) tidak usah meneruskan pencalonan ketua MPR RI," ujar Muzani.
"MPR RI adalah alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan kita harus pandang ini sebagai alat mencapai tujuan agar beliau (Prabowo) harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," lanjutnya tanpa mengelaborasi maksud dari hal-hal lain yang lebih strategis itu.
(miq/dob) Next Article Ketua MPR RI Dipilih Secara Mufakat, Dilantik Pukul 19.00 WIB
Namun, terpilihnya Bamsoet melalui mekanisme musyawarah mufakat sempat diwarnai sedikit drama. Sebab, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya ngotot mengajukan Ahmad Muzani sebagai ketua MPR RI. Muzani bahkan sempat menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama KH Said Aqil Siroj untuk 'memohon' restu.
Ia juga menemui sang ketua umumĀ Prabowo Subianto sesaat sebelum rapat paripurna MPR RI dengan agenda pemilihan dan penetapan pimpinan dimulai pukul 19.00 WIB. Tak dinyana, pertemuan dengan Prabowo itu mengubah segalanya. Gerindra yang mulanya berkeinginan menyorongkan Muzani sebagai ketua MPR RI melunak dan sepakat mendukung Bamsoet.
"Komunikasi dimaksud perihal ketua MPR di mana Pak Prabowo meminta pada Bu Mega agar (posisi ketua MPR RI) diberikan kepada Gerindra. Bu Mega terus terang agak sulit untuk menolak ini, tapi gimana cara menerima ini karena proses sudah berlangsung," ujar Muzani.
"Karena itu, Bu mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR RI agar musyawarah dan mufakat. Meski Bu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini pada Pak Prabowo sebagai partai yang mandiri," lanjutnya.
Kemudian, kata Muzani, Prabowo memanggilnya untuk menjelaskan peta fraksi-fraksi dalam penetapan calon ketua MPR RI. Muzani pun melaporkan hasil pembicaraan dalam lobi MPR RI.
"Kemudian saya bicarakan hasil pembicaraan dengan Pak Amien Rais (Ketua Dewan Kehormatan PAN) dengan Pak Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN, kemudian PKS, dan Demokrat melalui sekjen saya bicarakan semua. Akhirnya beliau (Prabowo) ambil keputusan demi kepentingan lebih besar, kamu (Muzani) tidak usah meneruskan pencalonan ketua MPR RI," ujar Muzani.
"MPR RI adalah alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan kita harus pandang ini sebagai alat mencapai tujuan agar beliau (Prabowo) harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," lanjutnya tanpa mengelaborasi maksud dari hal-hal lain yang lebih strategis itu.
(miq/dob) Next Article Ketua MPR RI Dipilih Secara Mufakat, Dilantik Pukul 19.00 WIB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular