Banyak Proyek Mundur & Cancel, Target PTPP Tak Tercapai
Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 October 2019 18:43
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PP Tbk. (PTPP) tahun ini terpaksa menurunkan seluruh target-target pencapaian yang sudah dipatok sejak tahun lalu. Mulai dari kontrak baru, pendapatan hingga laba bersih perusahaan, semuanya diturunkan.
Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat mengatakan tahun ini banyak proyek pemerintah dan swasta yang mundur proses tendernya, padahal proyek ini ditargetkan jadi pendorong perolehan perusahaan. Kontrak baru yang ditargetkan mencapai Rp 50,3 triliun aja harus pasrah turun menjadi Rp 45 triliun saja.
"Iya ada revisi kontrak baru dari Rp 50,3 triliun jadi Rp 45 triliun. Kenapa, karena satu, beberapa tender milik pemerintah mundur. Kedua, banyak sektor swasta yang harusnya melaksanakan tender, di-cancel atau ditunda. Tahun ini cancel tahun depan mungkin. Jadi itu pertimbangan kita sehingga perolehan kita turun dari Rp 50 triliun jadi Rp 45 triliun," kata Lukman di Kementerian BUMN, Kamis (3/10/2019).
Hingga akhir September 2019 ini saja nilai kontrak yang dicapai perusahaan baru 48,89% saja dari nilai revisi tersebut, padahal sudah memasuki kuartal terakhir di 2019.
Dia optimis, sebab perusahaan baru-baru ini mendapatkan kontrak pembangunan smelter milik PT Inalum (Persero) dengan partner bisnisnya dari China. Lalu, ada proyek kerja sama dengan PT PLN (Persero) serta tol Semarang-Demak.
Dengan turunnya target kontrak baru ini, mau tak mau perusahaan juga menurunkan perkiraan pendapatan. Pendapatan yang tadinya dipatok Rp 30 triliun turun menjadi Rp 28 triliun.
"Turun dikit, tapi ini masih, besok akan ketemu komisaris. Semua revise down akibat proyek mundur dan cancel," imbuh dia.
(dob/dob) Next Article Bukan Rights Issue, Ini Bocoran Aksi Korporasi PTPP
Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat mengatakan tahun ini banyak proyek pemerintah dan swasta yang mundur proses tendernya, padahal proyek ini ditargetkan jadi pendorong perolehan perusahaan. Kontrak baru yang ditargetkan mencapai Rp 50,3 triliun aja harus pasrah turun menjadi Rp 45 triliun saja.
"Iya ada revisi kontrak baru dari Rp 50,3 triliun jadi Rp 45 triliun. Kenapa, karena satu, beberapa tender milik pemerintah mundur. Kedua, banyak sektor swasta yang harusnya melaksanakan tender, di-cancel atau ditunda. Tahun ini cancel tahun depan mungkin. Jadi itu pertimbangan kita sehingga perolehan kita turun dari Rp 50 triliun jadi Rp 45 triliun," kata Lukman di Kementerian BUMN, Kamis (3/10/2019).
Hingga akhir September 2019 ini saja nilai kontrak yang dicapai perusahaan baru 48,89% saja dari nilai revisi tersebut, padahal sudah memasuki kuartal terakhir di 2019.
Dia optimis, sebab perusahaan baru-baru ini mendapatkan kontrak pembangunan smelter milik PT Inalum (Persero) dengan partner bisnisnya dari China. Lalu, ada proyek kerja sama dengan PT PLN (Persero) serta tol Semarang-Demak.
Dengan turunnya target kontrak baru ini, mau tak mau perusahaan juga menurunkan perkiraan pendapatan. Pendapatan yang tadinya dipatok Rp 30 triliun turun menjadi Rp 28 triliun.
"Turun dikit, tapi ini masih, besok akan ketemu komisaris. Semua revise down akibat proyek mundur dan cancel," imbuh dia.
(dob/dob) Next Article Bukan Rights Issue, Ini Bocoran Aksi Korporasi PTPP
Most Popular