
PLN Beli Kapal Bekas Rp 151 M Buat Angkut Batu Bara
Rahajeng Kusumo Astuti, CNBC Indonesia
02 October 2019 19:01

Banten, CNBC Indonesia- Anak usaha PT PLN (Persero), PT Bahtera Adhiguna mendatangkan kapal dari Hongkong untuk mengamankan pasokan batubara di PLTU Sumatera.
Adapun investasi yang dikeluarkan untuk kapal angkutan batubara ini senilai US$ 10,7 juta.
Plt Direktur Utama Bahtera Adhiguna Ruly Firmansyah mengatakan kapal buatan Jepang pada 2006, dan masih memiliki nilai keekonomian 12 tahun ke depan. Bahkan dengan perawatan maka penggunaannya bisa bertambah 10 tahun lagi.
"Kami beli bekas, kan aturan pemerintah aturan 15 tahun boleh beli bekas. Kami kan memang biasanya begitu untuk kapal angkutan," kata Ruly usai peresmian, Rabu (02/10/2019).
Dalam kesempatan yang sama Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten mengatakan adanya kapal baru ini membuat PLN bisa efisien sekitar 10%. Apalagi secara total kebutuhan batubara PLN per tahun mencapai 120 juta ton.
Saat ini pangsa pasar Bahtera Adhiguna baru mencapai 20% dari kebutuhan pengangkut pasokan batubara ke PLN. Dengan begitu seharusnya masih banyak peluang untuk meningkatkan pangsa pasar.
"Ini bukan monopoli anak usaha tapi bagian dari rantai pasok yang memang diperlukan untuk memastikan keamanan bahan baku untuk PLN," kata Sripeni.
Selain untuk kepastian pasokan, dalam keadaan darurat, memiliki kendaraan sendiri bisa menjadi salah satu kekuatan PLN dalam menangani kondisi darurat. Meski demikian dia mengakui seluruh pengangkutan batu bara tidak bisa dijalankan oleh anak usaha PLN.
"Peningkatan armada seiring peningkatan kebutuhan. Bisa naik 30- 40% (pangsa pasar) itu luar biasa sekali karena ini ada skema pembelian batubara FOB. Bahtera Adhiguna juga menggunakan skema FOB kita beli di port loading, dibawa, kemudian di unloading," jelasnya.
Sripeni menegaskan, seperti anak usaha lainnya, keberadaan Bahtera Adhiguna harus memberikan nilai tambah dalam jaminan kepastian rantai pasok dan efisiensi.
"Efisiensinya bisa 10% kalau punya kapal sendiri. Ada kaitannya dengan perizinan dan perpajakan," ujar Sripeni. Sebelumnya Bahtera Adhiguna juga meresmikan KM Malahayati Baruna, untuk mengamankan pasokan batu bara.
KM Malahayati Baruna merupakan kapal milik BAG ke 10 dengan kapasitas angkutan 56 ribu DWT yang akan dioperasikan langsung, khusus memenuhi kebutuhan angkutan batubara di seluruh PLTU Sumatera. Untuk 2019, diperkirakan jumlah tonase angkutan mencapai 800 ribu metrik ton.
Sripeni mengatakan kapal yang diberi nama sesuai pahlawan Aceh ini diprioritaskan mengangkut batu bara untuk PLTU di seluruh Sumatera. Namun tidak menutup kemungkinan bisa melayani angkutan untuk daerah lainnya.
(gus) Next Article PLN Resmikan Kapal Angkutan Batu Bara ke Sumatera
Adapun investasi yang dikeluarkan untuk kapal angkutan batubara ini senilai US$ 10,7 juta.
Plt Direktur Utama Bahtera Adhiguna Ruly Firmansyah mengatakan kapal buatan Jepang pada 2006, dan masih memiliki nilai keekonomian 12 tahun ke depan. Bahkan dengan perawatan maka penggunaannya bisa bertambah 10 tahun lagi.
Dalam kesempatan yang sama Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten mengatakan adanya kapal baru ini membuat PLN bisa efisien sekitar 10%. Apalagi secara total kebutuhan batubara PLN per tahun mencapai 120 juta ton.
Saat ini pangsa pasar Bahtera Adhiguna baru mencapai 20% dari kebutuhan pengangkut pasokan batubara ke PLN. Dengan begitu seharusnya masih banyak peluang untuk meningkatkan pangsa pasar.
"Ini bukan monopoli anak usaha tapi bagian dari rantai pasok yang memang diperlukan untuk memastikan keamanan bahan baku untuk PLN," kata Sripeni.
Selain untuk kepastian pasokan, dalam keadaan darurat, memiliki kendaraan sendiri bisa menjadi salah satu kekuatan PLN dalam menangani kondisi darurat. Meski demikian dia mengakui seluruh pengangkutan batu bara tidak bisa dijalankan oleh anak usaha PLN.
"Peningkatan armada seiring peningkatan kebutuhan. Bisa naik 30- 40% (pangsa pasar) itu luar biasa sekali karena ini ada skema pembelian batubara FOB. Bahtera Adhiguna juga menggunakan skema FOB kita beli di port loading, dibawa, kemudian di unloading," jelasnya.
Sripeni menegaskan, seperti anak usaha lainnya, keberadaan Bahtera Adhiguna harus memberikan nilai tambah dalam jaminan kepastian rantai pasok dan efisiensi.
![]() |
"Efisiensinya bisa 10% kalau punya kapal sendiri. Ada kaitannya dengan perizinan dan perpajakan," ujar Sripeni. Sebelumnya Bahtera Adhiguna juga meresmikan KM Malahayati Baruna, untuk mengamankan pasokan batu bara.
KM Malahayati Baruna merupakan kapal milik BAG ke 10 dengan kapasitas angkutan 56 ribu DWT yang akan dioperasikan langsung, khusus memenuhi kebutuhan angkutan batubara di seluruh PLTU Sumatera. Untuk 2019, diperkirakan jumlah tonase angkutan mencapai 800 ribu metrik ton.
Sripeni mengatakan kapal yang diberi nama sesuai pahlawan Aceh ini diprioritaskan mengangkut batu bara untuk PLTU di seluruh Sumatera. Namun tidak menutup kemungkinan bisa melayani angkutan untuk daerah lainnya.
(gus) Next Article PLN Resmikan Kapal Angkutan Batu Bara ke Sumatera
Most Popular