
Kilang Raksasa RI Kini Produksi 1,6 Juta Barel Pertamax/Bulan
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
01 October 2019 17:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Kilang minyak terbesar di Indonesia kini fokus memproduksi bensin dengan kualitas RON 92, sesuai dengan standar Euro IV.
Kilang Cilacap adalah kilang terbesar di Indonesia dengan kapasitas total 348 ribu barel sehari, atau setara 33,4% dari total kapasitas kilang nasional. Kini, kilang tersebut terintegrasi dengan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) yang dibangun pada 2015 lalu untuk memproduksi bensin lebih ramah lingkungan.
Dengan terintegrasinya PLBC dan Kilang Cilacap, produksi Pertamax atau RON 92 di pabrik milik PT Pertamina (Persero) naik jadi 1,6 juta barel per bulan. "Naik signifikan dari bulan sebelumnya yang 1 juta barel," kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang, Selasa (1/10/2019).
Saat ini produksi BBM Pertamina di Cilacap yang semula standar Euro II jadi Euro IV dengan produksi naik dari 14.300 barel sehari jadi 18.600 barel sehari.
Dengan jalannya proyek ini, Pertamina pun bisa menekan impor HOMC, atau bahan baku bensin oktan tinggi seperti Pertamax sebanyak 600 ribu per bulan. Pengurangan impor ini bisa memperkuat devisa negara dan berdampak ke PDB nasional 0,12%.
PLBC sendiri menelan investasi senilai US$ 392 juta dengan lingkup pekerjaan;
1. Revamping unit platforming I sehingga kapasitas produksi naik 30% jadi 18,6 MBSD
2. Pembangunan unit baru LNHT - Isomerization dengan kapasitas design 21,5 MBSD serta pembangunan beberapa unit utilities untuk dukung unit PLBC.
(gus/dob) Next Article Produksi Pertamax Kilang Cilacap Naik 668 Ribu Barel
Kilang Cilacap adalah kilang terbesar di Indonesia dengan kapasitas total 348 ribu barel sehari, atau setara 33,4% dari total kapasitas kilang nasional. Kini, kilang tersebut terintegrasi dengan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) yang dibangun pada 2015 lalu untuk memproduksi bensin lebih ramah lingkungan.
Saat ini produksi BBM Pertamina di Cilacap yang semula standar Euro II jadi Euro IV dengan produksi naik dari 14.300 barel sehari jadi 18.600 barel sehari.
Dengan jalannya proyek ini, Pertamina pun bisa menekan impor HOMC, atau bahan baku bensin oktan tinggi seperti Pertamax sebanyak 600 ribu per bulan. Pengurangan impor ini bisa memperkuat devisa negara dan berdampak ke PDB nasional 0,12%.
PLBC sendiri menelan investasi senilai US$ 392 juta dengan lingkup pekerjaan;
1. Revamping unit platforming I sehingga kapasitas produksi naik 30% jadi 18,6 MBSD
2. Pembangunan unit baru LNHT - Isomerization dengan kapasitas design 21,5 MBSD serta pembangunan beberapa unit utilities untuk dukung unit PLBC.
(gus/dob) Next Article Produksi Pertamax Kilang Cilacap Naik 668 Ribu Barel
Most Popular