
September Membara, Ini Rentetan Gelombang Aksi di RI
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
01 October 2019 06:16

23 September 2019
Kali ini, aksi tak cuma terjadi di Jakarta. Tapi, beberapa titik sekaligus di Indonesia. Salah satu yang ramai dan menjadi perhatian adalah aksi Gejayan Memanggil, pergerakan dari para mahasiswa Yogyakarta.
Aksi juga diramaikan oleh para mahasiswa di Jawa Tengah, Samarinda, dan lainnya. Mereka membawa 7 tuntutan di antaranya adalah pencabutan revisi UU KPK dan penundaan RKUHP. Untuk menghindari ditunggangi penumpang gelap, mereka menegaskan tak ada tujuan menjatuhkan Presiden Joko Widodo.
24 September 2019
Inilah aksi mahasiswa terbesar di Indonesia, diperkirakan mencapai 15 ribu orang di Jakarta. Jumlah ini lebih besar dibanding peserta aksi Reformasi 1998.
Menggaungkan tagar reformasi dikorupsi, aksi ini menggema di seluruh Indonesia mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, sebanyak ribuan orang.
Aksi berujung tembakan gas air mata dan membuat ratusan peserta demonstrasi terluka.
25 September 2019
Ini merupakan aksi yang tak diduga, kali ini bukan mahasiswa tapi pelajar STM yang turun ke jalan. Entah apa alasan para pelajar tersebut, aksi kemudian berujung risuh hingga malam.
28 September 2019
Nah, aksi kali ini agak beda. Jatuh di akhir pekan dan berisi para kelompok yang menamakan dirinya mujahid 212. Aksi ini memiliki agenda berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Di antara tuntutan para mujahid ini adalah menurunkan Presiden Jokowi dan memulangkan Habib Rizieq.
30 September 2019
Aksi ini semula direncanakan sebagai aksi pamungkas mahasiswa dan kelompok masyarakat, karena ini merupakan hari terakhir anggota DPR bekerja dan mengganjal upaya pengesahan setumpuk rancangan undang-undang yang dikebut tiba-tiba oleh para anggota dewan.
Namun, karena peristiwa di 24 September masih membekas dan setumpuk RUU tersebut akhirnya ada yang ditunda, peserta aksi tidak sebanyak tanggal 24 September kemarin. Namun, diduga terdapat beberapa massa yang memancing agar aksi damai ini berlangsung tak kondusif.
Akhirnya aksi berujung ricuh hingga malam hari.
(gus/gus)
Kali ini, aksi tak cuma terjadi di Jakarta. Tapi, beberapa titik sekaligus di Indonesia. Salah satu yang ramai dan menjadi perhatian adalah aksi Gejayan Memanggil, pergerakan dari para mahasiswa Yogyakarta.
Aksi juga diramaikan oleh para mahasiswa di Jawa Tengah, Samarinda, dan lainnya. Mereka membawa 7 tuntutan di antaranya adalah pencabutan revisi UU KPK dan penundaan RKUHP. Untuk menghindari ditunggangi penumpang gelap, mereka menegaskan tak ada tujuan menjatuhkan Presiden Joko Widodo.
![]() |
Inilah aksi mahasiswa terbesar di Indonesia, diperkirakan mencapai 15 ribu orang di Jakarta. Jumlah ini lebih besar dibanding peserta aksi Reformasi 1998.
Menggaungkan tagar reformasi dikorupsi, aksi ini menggema di seluruh Indonesia mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, sebanyak ribuan orang.
Aksi berujung tembakan gas air mata dan membuat ratusan peserta demonstrasi terluka.
![]() |
25 September 2019
Ini merupakan aksi yang tak diduga, kali ini bukan mahasiswa tapi pelajar STM yang turun ke jalan. Entah apa alasan para pelajar tersebut, aksi kemudian berujung risuh hingga malam.
![]() |
28 September 2019
Nah, aksi kali ini agak beda. Jatuh di akhir pekan dan berisi para kelompok yang menamakan dirinya mujahid 212. Aksi ini memiliki agenda berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Di antara tuntutan para mujahid ini adalah menurunkan Presiden Jokowi dan memulangkan Habib Rizieq.
![]() |
30 September 2019
Aksi ini semula direncanakan sebagai aksi pamungkas mahasiswa dan kelompok masyarakat, karena ini merupakan hari terakhir anggota DPR bekerja dan mengganjal upaya pengesahan setumpuk rancangan undang-undang yang dikebut tiba-tiba oleh para anggota dewan.
Namun, karena peristiwa di 24 September masih membekas dan setumpuk RUU tersebut akhirnya ada yang ditunda, peserta aksi tidak sebanyak tanggal 24 September kemarin. Namun, diduga terdapat beberapa massa yang memancing agar aksi damai ini berlangsung tak kondusif.
Akhirnya aksi berujung ricuh hingga malam hari.
![]() |
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular