23 September 2019Kali ini, aksi tak cuma terjadi di Jakarta. Tapi, beberapa titik sekaligus di Indonesia. Salah satu yang ramai dan menjadi perhatian adalah aksi Gejayan Memanggil, pergerakan dari para mahasiswa Yogyakarta.
Aksi juga diramaikan oleh para mahasiswa di Jawa Tengah, Samarinda, dan lainnya. Mereka membawa 7 tuntutan di antaranya adalah pencabutan revisi UU KPK dan penundaan RKUHP. Untuk menghindari ditunggangi penumpang gelap, mereka menegaskan tak ada tujuan menjatuhkan Presiden Joko Widodo.
 Foto: Demo Mahasiswa Bandung Menuju DPRD Jawa Barat (25/09/2019) (Rico Bagus/detikcom) |
24 September 2019Inilah aksi mahasiswa terbesar di Indonesia, diperkirakan mencapai 15 ribu orang di Jakarta. Jumlah ini lebih besar dibanding peserta aksi Reformasi 1998.
Menggaungkan tagar reformasi dikorupsi, aksi ini menggema di seluruh Indonesia mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, sebanyak ribuan orang.
Aksi berujung tembakan gas air mata dan membuat ratusan peserta demonstrasi terluka.
 Foto: Demo Mahasiswa di Gedung DPR (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
25 September 2019Ini merupakan aksi yang tak diduga, kali ini bukan mahasiswa tapi pelajar STM yang turun ke jalan. Entah apa alasan para pelajar tersebut, aksi kemudian berujung risuh hingga malam.
 Foto: Demo Mahasiswa di Kawasan DPR (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
28 September 2019Nah, aksi kali ini agak beda. Jatuh di akhir pekan dan berisi para kelompok yang menamakan dirinya mujahid 212. Aksi ini memiliki agenda berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Di antara tuntutan para mujahid ini adalah menurunkan Presiden Jokowi dan memulangkan Habib Rizieq.
 Foto: Aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9). (CNN Indonesia/Ramadhan Rizky Saputra). |
30 September 2019Aksi ini semula direncanakan sebagai aksi pamungkas mahasiswa dan kelompok masyarakat, karena ini merupakan hari terakhir anggota DPR bekerja dan mengganjal upaya pengesahan setumpuk rancangan undang-undang yang dikebut tiba-tiba oleh para anggota dewan.
Namun, karena peristiwa di 24 September masih membekas dan setumpuk RUU tersebut akhirnya ada yang ditunda, peserta aksi tidak sebanyak tanggal 24 September kemarin. Namun, diduga terdapat beberapa massa yang memancing agar aksi damai ini berlangsung tak kondusif.
Akhirnya aksi berujung ricuh hingga malam hari.
 Foto: Demo Mahasiswa di Gedung BPK (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
(gus/gus)