Bos Jasa Marga Bocorkan Tarif Tol Layang: Lebih Mahal?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
30 September 2019 17:44
Jasa Marga masih mempertimbangkan skema tarif tol layang dan ruas di bawahnya.
Foto: Tol Layang Jakarta-Cikampek (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated segera beroperasi akhir tahun 2019 ini. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian terkait tarif yang dibanderol.

Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengaku, nominal yang akan dibebankan kepada pengguna masih digodok. Meski demikian, dia memberikan kisi-kisi skema yang diusulkan Jasa Marga.

"Kita sih pokoknya apakah di-blended ataukah dipisah. Opsinya itu, Masing-masing ada plus minusnya," kata Desi di casting yard 1 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, di sisi KM26 Tol Jakarta-Cikampek, pada acara pemasangan girder perdana kereta cepat, Senin (30/9/2019).



Artinya, ada dua skema pentarifan yang diusulkan. Pertama, yakni tarif dipatok sama antara tol layang dengan tol eksisting. Kedua, tarif dipasang berbeda yang berarti tol layang dibanderol lebih mahal dibandingkan tol eksisting.

"Jadi kalau misalnya dipisah kan orang mikir-mikir, mau ke mana dan lewat mana. Mau lewat atas lebih lancar tapi mahal. Nah, kalau dia mikir lewat bawah berarti macetnya enggak terpecahkan," bebernya.

Kendati demikian, dia lebih condong menerapkan sistem tarif yang berbeda. Sebab, dua tol tersebut dibangun dalam waktu terpisah dan nilai investasinya pun berbeda.

Ia ingin masyarakat tidak hanya berpikir terkait tarif sebagai bahan pertimbangan menentukan pilihan. Aspek lain seperti kota tujuan dan kenyamanan berkendara juga perlu diperhatikan.

"Kami memang mengusulkan supaya masyarakat itu enggak berpikir ini mahal ini murah, tapi berpikir saya mau jarak jauh, saya mau ke Bandung, saya mau ke Palimanan, saya mau ke Semarang, atau saya mau ke Bekasi, Cikarang," katanya.

Dengan pertimbangan tersebut, pengguna jarak jauh sebaiknya memilih tol layang. Sebaliknya, menurutnya sudah jelas masyarakat yang ingin berpergian dalam jarak pendek tidak perlu memilih tol layang.



"Misalnya mau ke Bekasi Barat, Bekasi Timur, Cibitung, kan kelewatan, ya jangan naik. Itu yang kita harapkan. Jadi bukan dipisah berdasarkan tarif, tapi dipisah berdasarkan kebutuhan jarak. Lokasi mana yang akan dituju," urainya.

"Jadi masyarakat pengguna jalan tidak memikirkan angka, tetapi memikirkan mau ke mana," lanjutnya.
(hoi/hoi) Next Article Truk Besar Dilarang! Tol Layang Cikampek untuk Mobil Kecil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular