Round Up

2 Mahasiswa Tewas, Jokowi Berduka & Wiranto Menyesal

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 September 2019 08:54
Penyesalan Wiranto
Foto: Presiden Joko Widodo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto angkat bicara perihal kematian dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia mengimbau kepada masyarakat menunggu hasil investigasi kepolisian terkait peristiwa tersebut.

"Kenapa, pelurunya kaliber berapa, tembakannya dari mana, oh berarti yang nembak tuh siapa, tunggu dulu. Polisi butuh keputusannya, nggak bisa, nanti tunggu investigasi lengkap dari kepolisian," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (27/9/2019), seperti dilansir detik.com.

"Jangan sampai kita terpancing. Ada yang meninggal satu, kita menyesal sekalilah ya, tapi itu kan semuanya tidak direncanakan, nggak ada maksud polisi membunuh masyarakat, nggak ada sama sekali," ujar eks mantan Panglima ABRI itu.

Lebih lanjut, dia menyebut ada niatan kelompok tertentu untuk menimbulkan korban jiwa. Korban itu akan menjadi martir yang menyulut emosi negara.

"Massa kemudian nanti ya emosional, terjadi satu kerusuhan massa, yang rugi negara, yang rugi masyarakat. Saya itu memperingatkan seperti itu," kata Wiranto.

Seperti diketahui, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari tewas saat berdemonstrasi di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019). Dua mahasiswa tersebut adalah Immawan Randi (21) dan Muhammad Yusuf (19).

Foto: Kapolda Sultra menggelar jumpa pers soal penembakan Randi, yang tewas saat demo ricuh di Kendari. (Siti/detikcom)


Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Iriyanto sudah menggelar keterangan pers ihwal kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo Immawan Randi akibat demo ricuh di Kendari, Sultra, Kamis (26/9/2019). Menurut Iriyanto, kematian Randi disebabkan oleh tembakan.

"Peluru tajam," ujar Iriyanto saat jumpa pers di Markas Polda Sultra, Kendari, Jumat (27/9/2019).

Terkait senjata yang digunakan, dia mengaku tidak bisa memastikan. Satu yang pasti, Iriyanto memastikan seluruh petugas Polda Sultra yang melakukan pengamanan sama sekali tidak dibekali senjata. Semua sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

"Jangankan peluru tajam, peluru karet saja kami tidak diizinkan," kata Iriyanto.

Ia juga menambahkan Randi ditemukan dalam rentang jarak 600 meter hingga 700 meter dari gedung DPRD Sultra. Randy menjadi korban tembak seusai bentrok dengan polisi. Ia sempat dilarikan di RS Ismoyo. Tapi, selang sekitar 15 menit, nyawanya tidak dapat ditolong.

[Gambas:Video CNBC]

(dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular