Round Up

2 Mahasiswa Tewas, Jokowi Berduka & Wiranto Menyesal

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 September 2019 08:54
2 Mahasiswa Tewas, Jokowi Berduka & Wiranto Menyesal
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa atas korban meninggal pada aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang berlangsung 23-24 September 2019.

Saat aksi demonstrasi yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, dua korban jiwa dari mahasiswa. Mereka adalah mahasiswa dari Universitas Haluoleo Kendari, Randy (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19).

Jokowi mengaku tidak akan tinggal diam dan telah menginstruksikan kepada Kapolri Tito Karnavian untuk melakukan investigasi siapa dalang yang menjadi penyebab kematian dua orang mahasiswa tersebut.

Pasalnya, berdasarkan pengakuan Kapolri, tidak ada instruksi kepada anak buahnya untuk membawa senjata dalam menyikapi aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi beberapa hari lalu.

Berikut penjelasan lengkap Jokowi di kompleks Istana Jumat (27/9/2019):

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun

Saya atas nama pemerintah menyampaikan duka cita yang mendalam dan berbela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya ananda Randi dan ananda Yusuf Kadawi, keduanya adalah mahasiswa Universitas Universitas Haluoleo, Kendari.

Saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolri bahwa memang keduanya ikut berdemonstrasi, menyampaikan aspirasi ke DPRD Kendari Sulawesi Tengah dan ananda Randi memang meninggal karena luka tembak saat berlangsungnya demonstrasi dan ananda Yusuf Kadawi meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit

Pertama, untuk kedua orang tua baik ananda Yusuf Kadawi dan ananda Randi semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan atas meninggalnya ananda berdua ini dan semoga apa yang diperjuangkan ananda Randi dan Yusuf Kadawi jadi kebaikan bagi bangsa ini dan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi-Nya

Saya juga sudah sejak awal kemarin saya ulangi lagi kepada kapolri juga agar jajarannya tidak bertindak represif dan saya perintahkan juga agar menginvestigasi seluruh jajarannya karena yang disampaikan kepada kapolri kepada saya tidak ada perintah apapun dalam rangka demo ini membawa senjata, jadi ini akan ada investigasi lebih lanjut.

Kedua, perlu saya sampaikan mengenai gempa yang ada di Ambon, kemarin saya mencoba untuk bertelepon dengan gubernur, sudah dua kali tidak sambung tapi kemarin sore saya sudah mendapatkan data dari kepala BNPB Jenderal Doni Monardo bahwa gempa di Ambon menewaskan 23 orang dan ratusan luka dan ribuan yang mengungsi.

Saya juga ingin menyampaikan atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan duka cita yang mendalam atas gempa yang di Ambon, menimpa saudara kita di Ambon dan kemarin sudah saya perintahkan kepada kepala BNPN Jenderal Doni di sana juga kepada TNI Polri dan kepada menteri sosial bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa, membantu saudara kita yang di Ambon dan bantuan sudah saya perintahkan untuk dikirimkan

Dan kepada korban yang meninggal saya tadi sampaikan ke menteri sosial untuk memberikan santunan dan untuk yang luka perawatannya akan ditanggung pemerintah dan terkait kerusakan fisik akibat gempa masih dilakukan pendataan secara detail, tapi kemarin saya terakhir mendapat laporan kira kira 100 lebih sedikit rumah yang rusak.

HALAMAN SELANJUTNYA >> Wiranto Menyesal (NEXT)


Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto angkat bicara perihal kematian dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia mengimbau kepada masyarakat menunggu hasil investigasi kepolisian terkait peristiwa tersebut.

"Kenapa, pelurunya kaliber berapa, tembakannya dari mana, oh berarti yang nembak tuh siapa, tunggu dulu. Polisi butuh keputusannya, nggak bisa, nanti tunggu investigasi lengkap dari kepolisian," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (27/9/2019), seperti dilansir detik.com.

"Jangan sampai kita terpancing. Ada yang meninggal satu, kita menyesal sekalilah ya, tapi itu kan semuanya tidak direncanakan, nggak ada maksud polisi membunuh masyarakat, nggak ada sama sekali," ujar eks mantan Panglima ABRI itu.

Lebih lanjut, dia menyebut ada niatan kelompok tertentu untuk menimbulkan korban jiwa. Korban itu akan menjadi martir yang menyulut emosi negara.

"Massa kemudian nanti ya emosional, terjadi satu kerusuhan massa, yang rugi negara, yang rugi masyarakat. Saya itu memperingatkan seperti itu," kata Wiranto.

Seperti diketahui, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari tewas saat berdemonstrasi di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019). Dua mahasiswa tersebut adalah Immawan Randi (21) dan Muhammad Yusuf (19).

Foto: Kapolda Sultra menggelar jumpa pers soal penembakan Randi, yang tewas saat demo ricuh di Kendari. (Siti/detikcom)


Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Iriyanto sudah menggelar keterangan pers ihwal kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo Immawan Randi akibat demo ricuh di Kendari, Sultra, Kamis (26/9/2019). Menurut Iriyanto, kematian Randi disebabkan oleh tembakan.

"Peluru tajam," ujar Iriyanto saat jumpa pers di Markas Polda Sultra, Kendari, Jumat (27/9/2019).

Terkait senjata yang digunakan, dia mengaku tidak bisa memastikan. Satu yang pasti, Iriyanto memastikan seluruh petugas Polda Sultra yang melakukan pengamanan sama sekali tidak dibekali senjata. Semua sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

"Jangankan peluru tajam, peluru karet saja kami tidak diizinkan," kata Iriyanto.

Ia juga menambahkan Randi ditemukan dalam rentang jarak 600 meter hingga 700 meter dari gedung DPRD Sultra. Randy menjadi korban tembak seusai bentrok dengan polisi. Ia sempat dilarikan di RS Ismoyo. Tapi, selang sekitar 15 menit, nyawanya tidak dapat ditolong.

[Gambas:Video CNBC]


(dru) Next Article Prabowo Puji Jokowi Saat Meresmikan Puluhan Proyek Listrik di Sumedang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular