
Menperin: Industri Tekstil Kebanjiran Impor

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkap tekanan industri tekstil dan industri tekstil (TPT) dalam pidato sambutannya di Hilir Migas Expo, JCC Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Industri TPT terutama bagian tengah dihadapkan dengan serbuan kain impor murah yang menyebabkan permintaan domestik dari sektor ini mengalami penurunan tajam. Industri TPT hulu memproduksi polyester, tengah merupakan bagian dyeing dan printing, lalu hilir yang menghasilkan garmen.
Pemerintah, katanya, akan memberikan beberapa kompensasi untuk mendorong gairah industri TPT dalam negeri salah satunya harmonisasi di sektor hulu dan hilir.
"Tarif fiskal di hulu lebih rendah daripada di (sektor) tengah atau di akhir (hilir). Di sektor tengah kita mengalami kendala kebanjiran impor, inilah yang perlu kita harmonisasikan," ucap Airlangga.
Selain itu, ia mengakui bahwa pelaku usaha juga menginginkan harga gas yang kompetitif. BPH Migas mempunyai andil untuk meningkatkan pertumbuhan industri nasional.
"Kita berharap hilir migas juga mendorong berkembangnya industri," kata Airlangga.
Terkait harmonisasi, Airlangga beberapa waktu lalu pernah mengatakan akan mendorong tindakan pengaman (safeguard). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga telah mengajukan safeguard dari produk-produk impor kepada Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan. Pekan lalu, KPPI telah memulai penyelidikannya.
Dari data Badan Pusat Statistik selama tiga tahun terakhir (2016-2018), volume impor kain terus meningkat dengan tren sebesar 31,80%. KPPI pun mengindikasikan adanya kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami industri dalam negeri akibat dari lonjakan volume impor tersebut.
(hoi/hoi) Next Article Industri Tekstil RI: Kalah dari Vietnam hingga Gelombang PHK