
Taiwan Bangun Kluster Baru Industri Petrokimia
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
27 September 2019 18:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendorong investasi secara besar-besaran di industri Petrokimia. Salah satunya dengan pembangunan kluster petrokimia baru.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pembangunan kluster itu merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Taiwan China Petroleum Corporation (CPC).
"Beberapa tahun terakhir kita mendorong investasi besar-besaran di industri petrokimia. Di Cilegon ada 2 industri petrokimia, Lotte Chemical dan Chandra Asri yang masing-masing total investasinya mencapai US$ 7 juta. Lalu akan dibangun kluster petrokimia baru kerja sama Pertamina dan CPC Taiwan," kata Airlangga di Hilir Migas Expo, JCC Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Di kluster itu akan ada satu induk ditambah beberapa perusahaan hilir. Total investasi mendekati US$ 8 Miliar. Keberadaan kluster baru ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri hulu.
"Petrokimia itu bisa menjadi basis dari tekstil sampai plastik. Tentu ini menjadi kunci bagi Indonesia," katanya.
Menurut Airlangga, kebutuhan plastik dalam negeri saat ini mencapai 5 juta ton per tahun. Dengan kluster baru itu, produksi plastik nasional diproyeksikan dapat mencapai 4 juta ton.
"Jadi kluster Cilegon, kluster Gresik, kluster Bontang, kemudian kita kembangkan kluster baru di Bintuni, diharapkan dengan kluster baru ini tentu industri ini diharapkan bisa berkembang," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article Masalah Gas, Picu Target Industri 2020 Lebih Lembek
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pembangunan kluster itu merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Taiwan China Petroleum Corporation (CPC).
"Beberapa tahun terakhir kita mendorong investasi besar-besaran di industri petrokimia. Di Cilegon ada 2 industri petrokimia, Lotte Chemical dan Chandra Asri yang masing-masing total investasinya mencapai US$ 7 juta. Lalu akan dibangun kluster petrokimia baru kerja sama Pertamina dan CPC Taiwan," kata Airlangga di Hilir Migas Expo, JCC Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Di kluster itu akan ada satu induk ditambah beberapa perusahaan hilir. Total investasi mendekati US$ 8 Miliar. Keberadaan kluster baru ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri hulu.
"Petrokimia itu bisa menjadi basis dari tekstil sampai plastik. Tentu ini menjadi kunci bagi Indonesia," katanya.
Menurut Airlangga, kebutuhan plastik dalam negeri saat ini mencapai 5 juta ton per tahun. Dengan kluster baru itu, produksi plastik nasional diproyeksikan dapat mencapai 4 juta ton.
"Jadi kluster Cilegon, kluster Gresik, kluster Bontang, kemudian kita kembangkan kluster baru di Bintuni, diharapkan dengan kluster baru ini tentu industri ini diharapkan bisa berkembang," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article Masalah Gas, Picu Target Industri 2020 Lebih Lembek
Most Popular