
Internasional
Duh! Babi-Babi "Dipaksa" Gemuk di China, Kenapa?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 September 2019 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peternak Babi di China berupaya untuk membuat babi-babi peliharaannya menjadi lebih gemuk. Bahkan babi-babi harus dibuat gendut hingga 150 kg, dari sebelumnya hanya maksimal 100 kg.
Hal ini dilakukan para peternak babi untuk meraih keuntungan. Pasalnya kini harga babi di China mahal akibat penyakit demam babi Afrika yang memangkas jumlah babi di negara itu.
Saat ini, harga babi telah meningkat 46,2% hingga menjadi 33 yuan (Rp 66.000) per kg di beberapa wilayah. Harga ini merupakan rekor tertinggi dan lebih dari dua kali lipat harga setahun yang lalu.
"Bagi kami, biaya memelihara babi sekitar 10 yuan per kilo, sementara harga daging babi mencapai 30 yuan di beberapa tempat. Setiap kilo lebih banyak daging yang Anda dapatkan berarti untung ganda. Semua orang ingin memelihara babi yang lebih gemuk," kata seorang manajer pembelian di salah satu peternakan babi utama di China sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (27/9/2019).
Seorang eksekutif di produsen pakan utama mengatakan bahwa babi yang lebih gemuk juga membantu meningkatkan crush margin. Pasalnya permintaan soymeal, protein yang umumnya ada dalam pakan babi di China, juga meningkat.
Menurut data Kementerian Pertanian dan Pedesaan, kawanan babi China menyusut 38% pada Agustus, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan demam babi Afrika selama setahun terakhir. Wabah ini telah menewaskan jutaan babi dan membuat petani tidak berani memelihara kawanan ternak lagi.
Menurunnya jumlah ternak babi juga mengurangi permintaan soymeal hingga 6% hingga 7% untuk 2018/19. Sementara konsumsi kedelai akan meningkat sebesar 2,8% menjadi 66,3 juta ton pada tahun 2019/20.
Soymeal dipercaya meningkatkan kesehatan babi. Sehingga makin menguntungkan peternak.
Penjualan pakan babi telah melonjak secara signifikan sejak Agustus di hampir semua provinsi di China. Perusahaan-perusahaan babi yang terdaftar, yang menyumbang 35% dari produksi babi China, diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebesar 45% di 2020.
C.P. Pokphand Co, salah satu produsen babi top China, meningkatkan produksi dari 4 juta babi saat ini, menjadi 6 juta babi pada akhir tahun 2021. Perusahaan itu juga merestorasi peternakan yang sebelumnya terinfeksi demam babi Afrika.
(sef/sef) Next Article Beda dengan China, RI Swasembada Daging Babi
Hal ini dilakukan para peternak babi untuk meraih keuntungan. Pasalnya kini harga babi di China mahal akibat penyakit demam babi Afrika yang memangkas jumlah babi di negara itu.
Saat ini, harga babi telah meningkat 46,2% hingga menjadi 33 yuan (Rp 66.000) per kg di beberapa wilayah. Harga ini merupakan rekor tertinggi dan lebih dari dua kali lipat harga setahun yang lalu.
Seorang eksekutif di produsen pakan utama mengatakan bahwa babi yang lebih gemuk juga membantu meningkatkan crush margin. Pasalnya permintaan soymeal, protein yang umumnya ada dalam pakan babi di China, juga meningkat.
Menurut data Kementerian Pertanian dan Pedesaan, kawanan babi China menyusut 38% pada Agustus, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan demam babi Afrika selama setahun terakhir. Wabah ini telah menewaskan jutaan babi dan membuat petani tidak berani memelihara kawanan ternak lagi.
Menurunnya jumlah ternak babi juga mengurangi permintaan soymeal hingga 6% hingga 7% untuk 2018/19. Sementara konsumsi kedelai akan meningkat sebesar 2,8% menjadi 66,3 juta ton pada tahun 2019/20.
Soymeal dipercaya meningkatkan kesehatan babi. Sehingga makin menguntungkan peternak.
Penjualan pakan babi telah melonjak secara signifikan sejak Agustus di hampir semua provinsi di China. Perusahaan-perusahaan babi yang terdaftar, yang menyumbang 35% dari produksi babi China, diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebesar 45% di 2020.
C.P. Pokphand Co, salah satu produsen babi top China, meningkatkan produksi dari 4 juta babi saat ini, menjadi 6 juta babi pada akhir tahun 2021. Perusahaan itu juga merestorasi peternakan yang sebelumnya terinfeksi demam babi Afrika.
(sef/sef) Next Article Beda dengan China, RI Swasembada Daging Babi
Most Popular