
Internasional
Ini Kronologi Trump Terancam Dicopot dari Kursi Presiden AS
Rehia Sebayang & Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
27 September 2019 06:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat berada di ujung tanduk. Pasalnya, parlemen AS kini memulai langkah penyelidikan mosi tidak percaya alias impeachment untuk memakzulkan presiden kontroversial itu.
Trump diduga melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Parlemen AS suah menunjuk enam komite untuk menyelidiki Trump. Lalu bagaimana kronologinya?
Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari beragam sumber:
18 Juli 2019 - Presiden Trump meminta Gedung Putih menahan anggaran militer sebesar US$ 400 juta yang merupakan dana bantuan kemanan ke Ukraina
25 Juli 2019 - Presiden Trump berbicara dengan Presiden Ukraina Volodynyr Zelensky selama 30 menit. Di mana Trump melakukan komunikasi telepon dan meminta Zelensky menyelidiki Hunter Biden anak Joe Biden yang merupakan salah satu rival utamanya di Pemilu AS 2020 nanti.
Trump meminta Zelensky menyelidiki Hunter. Anak Biden ini disebut menjadi salah satu petinggi di perusahaan energi Ukraina, Burisma Group, yang terlibat pencucian uang tahun 2015.
Biden diduga mengintervensi penyidikan dengan mengancam menahan jaminan pinjaman AS bila jaksa yang tengah menyidiki kasus tersebut tidak dipecat. Akhirnya, sang jaksa dipecat tahun 2016 dan anak Biden mundur dari jajaran direksi Burisma tahun 2019.
Trump menekan Ukraina dengan menahan bantuan militer. Bantuan telah disetujui Kongres, namun ditunda oleh pemerintah Trump hingga pertengahan September.
9 September 2019 - Parlemen AS mendapat laporan dari whistleblower yang mengomplain Trump. Pembisik parlemen ini diperkirakan salah satu pejabat intelijen AS.
Ia dikabarkan keberatan dengan adanya 30 panggilan telepon yang dilakukan Trump dengan pemimpin negara. Salah satunya adalah pembicaraan telepon Trump dengan Ukraina.
11 September 2019 - AS mencairkan anggaran militer sebesar US$ 400 juta yang sudah dijanjikan pada Ukraina. Bantuan ini resmi dikeluarkan Pentagon dan Kementerian terkait.
23 September 2019 - Skandal Trump menyeruak. Trump mengkonfirmasi melakukan panggilan dengan Zelenskiy. Trump mengatakan bahwa ia berbicara kepada Zelensky tentang masalah korupsi dan juga tentang Biden dan putranya, Hunter, di antara masalah-masalah lainnya.
"Itu adalah percakapan yang menyenangkan di telepon, panggilan yang sempurna," kata Trump.
"AS memberikan bantuan kepada Ukraina sehingga kami ingin memastikan bahwa negara itu jujur,".
Dalam Twitter, Trump bahkan menyebut kontroversi ini sengaja diciptakan oleh Demokrat dan media palsu.
"Sekarang Media Berita Palsu mengatakan saya "menekan Presiden Ukraina setidaknya 8 kali selama saya melakukan panggilan telepon dengannya," tulis Trump.
"Ini diduga berasal dari "whistleblower" yang menurut mereka bahkan tidak memiliki pengetahuan awal tentang apa yang dikatakan. Lebih Banyak Demokrat/Media Palsu..." cuit Trump lagi.
24 September 2019 - Mosi tidak percaya muncul ke Trump karena skandal ini. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Kongres AS Selasa, 187 anggota DPR yang mendukung proses impeachment dari total 235 anggota
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat sedang bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi,".
(sef/sef) Next Article Sah! DPR AS Memakzulkan Trump Jelang Lengser
Trump diduga melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Parlemen AS suah menunjuk enam komite untuk menyelidiki Trump. Lalu bagaimana kronologinya?
Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari beragam sumber:
18 Juli 2019 - Presiden Trump meminta Gedung Putih menahan anggaran militer sebesar US$ 400 juta yang merupakan dana bantuan kemanan ke Ukraina
25 Juli 2019 - Presiden Trump berbicara dengan Presiden Ukraina Volodynyr Zelensky selama 30 menit. Di mana Trump melakukan komunikasi telepon dan meminta Zelensky menyelidiki Hunter Biden anak Joe Biden yang merupakan salah satu rival utamanya di Pemilu AS 2020 nanti.
Trump meminta Zelensky menyelidiki Hunter. Anak Biden ini disebut menjadi salah satu petinggi di perusahaan energi Ukraina, Burisma Group, yang terlibat pencucian uang tahun 2015.
Biden diduga mengintervensi penyidikan dengan mengancam menahan jaminan pinjaman AS bila jaksa yang tengah menyidiki kasus tersebut tidak dipecat. Akhirnya, sang jaksa dipecat tahun 2016 dan anak Biden mundur dari jajaran direksi Burisma tahun 2019.
Trump menekan Ukraina dengan menahan bantuan militer. Bantuan telah disetujui Kongres, namun ditunda oleh pemerintah Trump hingga pertengahan September.
9 September 2019 - Parlemen AS mendapat laporan dari whistleblower yang mengomplain Trump. Pembisik parlemen ini diperkirakan salah satu pejabat intelijen AS.
Ia dikabarkan keberatan dengan adanya 30 panggilan telepon yang dilakukan Trump dengan pemimpin negara. Salah satunya adalah pembicaraan telepon Trump dengan Ukraina.
11 September 2019 - AS mencairkan anggaran militer sebesar US$ 400 juta yang sudah dijanjikan pada Ukraina. Bantuan ini resmi dikeluarkan Pentagon dan Kementerian terkait.
23 September 2019 - Skandal Trump menyeruak. Trump mengkonfirmasi melakukan panggilan dengan Zelenskiy. Trump mengatakan bahwa ia berbicara kepada Zelensky tentang masalah korupsi dan juga tentang Biden dan putranya, Hunter, di antara masalah-masalah lainnya.
"Itu adalah percakapan yang menyenangkan di telepon, panggilan yang sempurna," kata Trump.
"AS memberikan bantuan kepada Ukraina sehingga kami ingin memastikan bahwa negara itu jujur,".
Dalam Twitter, Trump bahkan menyebut kontroversi ini sengaja diciptakan oleh Demokrat dan media palsu.
"Sekarang Media Berita Palsu mengatakan saya "menekan Presiden Ukraina setidaknya 8 kali selama saya melakukan panggilan telepon dengannya," tulis Trump.
"Ini diduga berasal dari "whistleblower" yang menurut mereka bahkan tidak memiliki pengetahuan awal tentang apa yang dikatakan. Lebih Banyak Demokrat/Media Palsu..." cuit Trump lagi.
24 September 2019 - Mosi tidak percaya muncul ke Trump karena skandal ini. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Kongres AS Selasa, 187 anggota DPR yang mendukung proses impeachment dari total 235 anggota
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat sedang bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi,".
![]() |
(sef/sef) Next Article Sah! DPR AS Memakzulkan Trump Jelang Lengser
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular