
Saham & Rupiah Kacau Gegara Demo, Ini Strategi Sri Mulyani
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 September 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi pasar keuangan Indonesia dalam kondisi tertekan imbas dari demo besar-besaran yang terjadi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk, rupiah pun dibuat tak berdaya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun buka suara mengenai situasi ini. Pemerintah, ditegaskan dia, tidak akan tinggal diam dan akan terus memantau setiap gerak gerik yang terjadi di pasar keuangan domestik.
"Pokoknya kita akan jaga pondasinya saja, sehingga kita akan tetap komunikasikan kepada pelaku usaha mengenai Indonesia yang stabil dan tetap terkelola dengan baik," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
"Sudah saya sampaikan berkali-kali, tekanan yang berasal dari global perlu kita waspadai dengan bagaimana kita menetralisir dari dalam dari sisi kebijakan yang bisa meningkatkan domestic demand," tegasnya.
Sri Mulyani menilai, sentimen negatif yang menerpa pasar keuangan domestik hanyalah bersifat sementara. Pasalnya, secara fundamental, beberapa indikator ekonomi makro Indonesia dalam kondisi yang cukup stabil.
"Mungkin kita harus melihat dalam konteks yang besar. Selama ini stabilitas di sektor keuangan, fundamental kita dari sisi makro ekonomi yang biasanya men-drive sentimen dan juga dari sisi masing-masing sektor,"
"Kemudian, neraca perusahaan, itu mereka tetap kuat dan baik sehingga mereka bisa kurangi atau menghilangkan berbagai macam sentimen yang sifatnya sesaat atau karena ada faktor lain. Jadi kembali ke fondasi saja," tegasnya.
Sebagai informasi, investor asing sejauh ini memang masih memilih untuk menarik investasinya di pasar ekuitas Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Tim Riset CNBC Indonesia, dalam catatannya, menilai jika hingga akhir perdagangan kondisi net sell ini bertahan, berarti selama 10 hari berturut-turut para investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler.
Satu jam sebelum tutup perdagangan sesi II hari ini, tercatat aksi jual (net sell) asing sudah mencapai Rp 520,09 miliar. Sedang satu bulan terakhir net sell nilainya sudah mencapai Rp 7,32 triliun.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti bahkan menyebut, aksi demo besar-besaran kemarin menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah tersungkur hingga ke level di atas Rp 14.100/US$.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun buka suara mengenai situasi ini. Pemerintah, ditegaskan dia, tidak akan tinggal diam dan akan terus memantau setiap gerak gerik yang terjadi di pasar keuangan domestik.
"Pokoknya kita akan jaga pondasinya saja, sehingga kita akan tetap komunikasikan kepada pelaku usaha mengenai Indonesia yang stabil dan tetap terkelola dengan baik," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Sri Mulyani menilai, sentimen negatif yang menerpa pasar keuangan domestik hanyalah bersifat sementara. Pasalnya, secara fundamental, beberapa indikator ekonomi makro Indonesia dalam kondisi yang cukup stabil.
"Mungkin kita harus melihat dalam konteks yang besar. Selama ini stabilitas di sektor keuangan, fundamental kita dari sisi makro ekonomi yang biasanya men-drive sentimen dan juga dari sisi masing-masing sektor,"
"Kemudian, neraca perusahaan, itu mereka tetap kuat dan baik sehingga mereka bisa kurangi atau menghilangkan berbagai macam sentimen yang sifatnya sesaat atau karena ada faktor lain. Jadi kembali ke fondasi saja," tegasnya.
Sebagai informasi, investor asing sejauh ini memang masih memilih untuk menarik investasinya di pasar ekuitas Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Tim Riset CNBC Indonesia, dalam catatannya, menilai jika hingga akhir perdagangan kondisi net sell ini bertahan, berarti selama 10 hari berturut-turut para investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler.
Satu jam sebelum tutup perdagangan sesi II hari ini, tercatat aksi jual (net sell) asing sudah mencapai Rp 520,09 miliar. Sedang satu bulan terakhir net sell nilainya sudah mencapai Rp 7,32 triliun.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti bahkan menyebut, aksi demo besar-besaran kemarin menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah tersungkur hingga ke level di atas Rp 14.100/US$.
(dru) Next Article Momen Sri Mulyani Pimpin Serah Terima Jenazah JB Sumarlin
Most Popular