
Belanja Modal Baru 33% Jadi Perhatian Sri Mulyani

Jakarta, CNBC Indonesia - Belanja negara sepanjang Januari-Agustus 2019 tercatat Rp 1.388,3 triliun atau 56,4% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya mempercepat belanja negara, terutama belanja modal.
Dari belanja negara Rp 1.388,3 triliun tersebut, belanja pemerintah pusat adalah Rp 857,7 triliun (52,5%). Kemudian transfer ke daerah dan Dana Desa tercatat Rp 530,6 triliun (64,2%).
Lebih dalam lagi, belanja pemerintah pusat yang Rp 857,7 triliun itu terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp 481,7 triliun atau 56,3%. Lalu belanja non-K/L adalah Rp 376 triliun atau 48,3%.
Lebih rinci lagi, belanja K/L terdiri dari belanja pegawai Rp 166,4 triliun (74,1%). Sementara belanja barang Rp 173,7 triliun (50,4%), belanja modal Rp 63 triliun (33,3%), dan belanja bantuan sosial Rp 78,7 triliun (81%).
Sri Mulyani menggarisbawahi kinerja belanja modal yang masih lambat. Belum ada perubahan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada Januari-Agustus 2018, realisasi belanja modal adalah 34,7%. Kemudian pada Januari-Agustus 2017 adalah 33,4%, lalu Januari-Agustus 2016 adalah 32,8%, dan Januari-Agustus 2015 adalah 22,5%.
"Belanja modal jadi perhatian karena realisasinya lambat. Polanya sama dalam tiga tahun terakhir ini," tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKIta Edisi September 2019 di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Oleh karena itu, Sri Mulyani mendorong K/L untuk mempercepat belanja yang berkontribusi menggerakkan perekonomian. Pasalnya, perekonomian domestik sedang menghadapi tekanan eksternal yang tidak ringan.
"Kita berharap K/L yang memiliki peranan penting merealisasi belanja agar bisa membelanjakan karena penting mendukung ekonomi yang mengalami tekanan berat dari luar," ujar Sri Mulyani.
(aji/aji) Next Article Daftar K/L yang Paling Rajin Belanja hingga Oktober 2019