Arus Modal Rp 170,5 T Masuk RI, Sri Mulyani Tetap Waspada

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
24 September 2019 16:44
Ketidakpastian global masih tinggi sehingga Indonesia harus terus waspada.
Konferensi Pers APBNKita Edisi September 2019 (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan arus modal asing terus masuk ke pasar keuangan Indonesia dan menopang stabilitas perekonomian domestik. Namun ketidakpastian global masih tinggi sehingga Indonesia harus terus waspada.

Dalam konferensi pers APBNKita edisi September 2019 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (24/9/2019), Sri Mulyani menyebutkan arus modal masuk ke Indonesia sejak awal tahun mencapai Rp 170,5 triliun. Terdiri dari pasar saham Rp 68,6 triliun dan obligasi pemerintah Rp 110,9 triliun.

Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan sepanjang 2018. Tahun lalu, Indonesia hanya menerima arus modal masuk neto sebesar Rp 6,4 triliun. Modal asing masuk Rp 57,1 triliun di pasar obligasi negara, tetapi keluar Rp 50,7 triliun di pasar saham.

"Kebijakan moneter longgar di negara maju baik dari sisi suku bunga turun dan juga dari keinginan mereka menambah likuiditas terlihat nyata. Kita lihat dengan situasi ini paling tidak tekanan dari global dan likuiditas global tidak menjadi tambahan beban bagi negara emerging. Bahkan beberaoa dapat benefit dari penurunan suku bunga itu, Indonesia termasuk," papar Sri Mulyani.

Akan tetapi, Sri Mulyani menegaskan Indonesia tidak boleh berpuas diri. Menurutnya, ketidakpastian global masih sangat tinggi sehingga kewaspadaan tidak boleh mengendur.

"Sampai dengan akhir Agustus kondisi ekonomi berbagai negara tidak cukup menggembirakan. Banyak yang pertumbuhan ekonominya turun termasuk AS (Amerika Serikat), Eropa, dan Jepang bertahan rendah. Negara-negara emerging turun kayak Meksiko dan Argentina naik tetapi masih rendah.

"Harga komoditas melemah, batu bara tertekan dalam dan juga harga lain seperti pertambangan, dan juga dari sisi oil and gas. Ada  serangan terhadap kilang minyak di Saudi yang menunjukkan ketidakpastian yang tidak jelas bagaimana konteksnya," jelas Sri Mulyani.




(aji/aji) Next Article Tak Patuhi DMO Batu Bara, Siap-Siap Perusahaan Kena Denda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular