Buwas Siap Buka Lapak di Pinggir Jalan Lawan Kartel Beras
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
24 September 2019 13:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga beras umumnya terjadi saat musim kemarau atau paceklik. Namun, kenaikan itu bisa juga dipengaruhi lewat keterlibatan 'kartel' di lapangan.
"Sudah pasti ada (keterlibatan oknum), maka kita lawan di operasi pasar," kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) usai melepas keberangkatan truk operasi pasar di gedung Bulog, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Menurutnya, kekuatan kartel itu telah menguasai pasar. Mereka juga, lanjut Buwas, menguasai juga penyerapan beras dengan menjadi tengkulak di lapangan.
"Makanya dia simpan sekarang barang itu, kalau kita lemah, mereka mempermainkan," kata Buwas.
Ia mengatakan, masalah ini perlu segera dihilangkan. Jika Bulog tidak menggelar operasi pasar, para oknum yang memainkan harga beras, bakal mengendalikan harga beras.
Mantan Kabareskrim Polri ini memandang, persoalan 'kartel' ini bisa teratasi dengan keberpihakan kepada para petani.
"Artinya kita konsumsi apa yang diproduksi petani, terutama ASN, TNI/Polri dengan yang lainnya, sehingga beras yang diserap Bulog digunakan oleh kita semua," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut Buwas, tidak ada alasan lagi untuk 'kartel' ini dapat menguasai dan mengendalikan harga.
"Pasar besar karena TNI/Polri, ASN, semua membeli di pasar bebas yang harganya lebih mahal, akhirnya Bulog sebagai negara nggak bisa apa-apa, kita nggak punya pangsa pasar, harga yang tentukan mereka," kata Buwas.
Cara lainnya agar harga beras stabil dan memutuskan mata rantai 'kartel' itu dengan Bulog terlibat langsung dalam penjualan.
"Kita buka lapak di pinggir-pinggir jalan, nggak apa-apa. Tapi, next, jejaring yang punya 'kartel' itu harus kita kuasai," ujar Buwas.
Buwas mengatakan Bulog menggelar operasi pasar selama 3 hari dari 24-26 September 2019. Menurutnya, harga Gabah Kering Giling (GKG) saat ini naik menjadi Rp5.500 dari Rp4.650 per kg yang diatur Inpres 5/2015.
(hoi/hoi) Next Article Sandiaga Sebut 94% Pangan RI Dikuasai Kartel, Ini Faktanya!
"Sudah pasti ada (keterlibatan oknum), maka kita lawan di operasi pasar," kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) usai melepas keberangkatan truk operasi pasar di gedung Bulog, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Menurutnya, kekuatan kartel itu telah menguasai pasar. Mereka juga, lanjut Buwas, menguasai juga penyerapan beras dengan menjadi tengkulak di lapangan.
Ia mengatakan, masalah ini perlu segera dihilangkan. Jika Bulog tidak menggelar operasi pasar, para oknum yang memainkan harga beras, bakal mengendalikan harga beras.
Mantan Kabareskrim Polri ini memandang, persoalan 'kartel' ini bisa teratasi dengan keberpihakan kepada para petani.
"Artinya kita konsumsi apa yang diproduksi petani, terutama ASN, TNI/Polri dengan yang lainnya, sehingga beras yang diserap Bulog digunakan oleh kita semua," ucapnya.
Dengan begitu, lanjut Buwas, tidak ada alasan lagi untuk 'kartel' ini dapat menguasai dan mengendalikan harga.
"Pasar besar karena TNI/Polri, ASN, semua membeli di pasar bebas yang harganya lebih mahal, akhirnya Bulog sebagai negara nggak bisa apa-apa, kita nggak punya pangsa pasar, harga yang tentukan mereka," kata Buwas.
Cara lainnya agar harga beras stabil dan memutuskan mata rantai 'kartel' itu dengan Bulog terlibat langsung dalam penjualan.
"Kita buka lapak di pinggir-pinggir jalan, nggak apa-apa. Tapi, next, jejaring yang punya 'kartel' itu harus kita kuasai," ujar Buwas.
Buwas mengatakan Bulog menggelar operasi pasar selama 3 hari dari 24-26 September 2019. Menurutnya, harga Gabah Kering Giling (GKG) saat ini naik menjadi Rp5.500 dari Rp4.650 per kg yang diatur Inpres 5/2015.
(hoi/hoi) Next Article Sandiaga Sebut 94% Pangan RI Dikuasai Kartel, Ini Faktanya!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular