
Kalau AS Resesi Emang Kenapa? Apa Ngaruhnya untuk RI?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 September 2019 17:44

AS yang resesi tetapi mengapa Indonesia sampai terseret-seret? Inilah efek globalisasi.
Ekonomi dunia sudah bekerja tanpa sekat, tidak ada batasan ruang dan waktu. Apa yang terjadi di Negeri Adidaya akan dirasakan oleh seluruh dunia karena dunia yang sudah bak menyatu dalam globalisasi.
Ada dua jalur yang membuat resesi di Amerika dirasakan oleh Indonesia. Pertama adalah di sektor keuangan. Saat AS resesi, investor tentu khawatir bukan main. Saat perekonomian nomor satu dunia kena resesi, tempat yang dinilai aman dijadikan tujuan investasi terpukul hebat, maka jangan harap pelaku pasar mau melirik aset-aset berisiko di negara berkembang termasuk Indonesia.
Kalau arus modal di pasar keuangan seret, maka akses pembiayaan ekonomi menjadi terbatas. Saat korporasi kesulitan mengakses pasar, dan kalau pun bisa biayanya sangat mahal, maka ekspansi ekonomi akan sulit terjadi. Makanya terjadi perlambatan ekonomi.
Jalur kedua adalah perdagangan. AS adalah negara konsumen terbesar di dunia. Saat ekonomi AS melambat, apalagi resesi, maka tentu permintaan di sana berkurang.
Penurunan permintaan di AS akan membuat ekspor seluruh dunia bermasalah, termasuk Indonesia. Bukan apa-apa, AS adalah negara tujuan ekspor kedua terbesar bagi Indonesia setelah China. Pada Januari-Agustus, ekspor Indonesia ke AS tercatat US$ 11,51 miliar atau 11,35% dari total ekspor non-migas.
Jadi kalau permintaan dari AS berkurang tentu terasa betul buat Indonesia. Ekspor bakal melambat, dan bukan tidak mungkin terkontraksi.
Oleh karena itu, sudah terjawab bahwa masalah ekonomi di AS akan dirasakan sampai ke Indonesia. Menurut riset Deutsche Bank, saat pertumbuhan ekonomi AS turun 1% maka ekonomi Indonesia bakal turun 0,1%.
Kalau 'hantu' resesi masih bergentayangan di AS, maka Indonesia belum boleh tenang...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/dru)
Ekonomi dunia sudah bekerja tanpa sekat, tidak ada batasan ruang dan waktu. Apa yang terjadi di Negeri Adidaya akan dirasakan oleh seluruh dunia karena dunia yang sudah bak menyatu dalam globalisasi.
Ada dua jalur yang membuat resesi di Amerika dirasakan oleh Indonesia. Pertama adalah di sektor keuangan. Saat AS resesi, investor tentu khawatir bukan main. Saat perekonomian nomor satu dunia kena resesi, tempat yang dinilai aman dijadikan tujuan investasi terpukul hebat, maka jangan harap pelaku pasar mau melirik aset-aset berisiko di negara berkembang termasuk Indonesia.
Jalur kedua adalah perdagangan. AS adalah negara konsumen terbesar di dunia. Saat ekonomi AS melambat, apalagi resesi, maka tentu permintaan di sana berkurang.
Penurunan permintaan di AS akan membuat ekspor seluruh dunia bermasalah, termasuk Indonesia. Bukan apa-apa, AS adalah negara tujuan ekspor kedua terbesar bagi Indonesia setelah China. Pada Januari-Agustus, ekspor Indonesia ke AS tercatat US$ 11,51 miliar atau 11,35% dari total ekspor non-migas.
Jadi kalau permintaan dari AS berkurang tentu terasa betul buat Indonesia. Ekspor bakal melambat, dan bukan tidak mungkin terkontraksi.
Oleh karena itu, sudah terjawab bahwa masalah ekonomi di AS akan dirasakan sampai ke Indonesia. Menurut riset Deutsche Bank, saat pertumbuhan ekonomi AS turun 1% maka ekonomi Indonesia bakal turun 0,1%.
Kalau 'hantu' resesi masih bergentayangan di AS, maka Indonesia belum boleh tenang...
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/dru)
Pages
Most Popular