Kisah 1 Pabrik China Dipaksa Pindah ke RI, Investor Komplain

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
21 September 2019 13:13
Kisah 1 Pabrik China Dipaksa Pindah ke RI, Investor Komplain
Foto: REUTERS/Kham
Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata tak semua Perusahaan China mengalihkan pabriknya dari China ke Vietnam. Satu investor bidang pemintalan dan tekstil memilih memindahkan pabrik ke Indonesia. Namun, investor tersebut komplain soal Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat kepada CNBC Indonesia, seperti dikutip Sabtu (21/9/2019).


Ade Sudrajat mengatakan proses pemindahan tersebut sudah terjadi sejak bulan lalu. Lokasi yang dipilih adalah Kendal, Jawa Tengah.

"Merek sudah membeli lahan. Termasuk pemain besar di pemintalan pencelupan dan garmen," ujarnya.

Relokasi yang dilakukan karena faktor pertimbangan mitra bisnisnya di Indonesia. Selama ini perusahaan China tersebut memasok kain ke perusahaan garmen kepada dua pemain besar di Indonesia.

"Mereka ada kontrak dengan garmen dari sini, dengan dua raksasa di sini, dipaksa oleh buyer-nya yang di sini. Kalau nggak dipaksa, ya nggak mau masuk dia," katanya.

Masuknya pabrik asal China menjadi kabar baik di tenah sentimen negatif atas laporan Bank Dunia. Laporan tersebut menyebutkan jika pada 2018-2019 dari 33 perusahaan China yang relokasi, tak satu pun pilih Indonesia. Sebaliknya, ada 23 pabrik China memilih Vietnam sebagai lokasi baru dan sisanya ke negara lain.

Namun investor tersebut kemudian punya beberapa keluhan investasi di Indonesia. Salah satunya soal harga tanah yang tinggi. Keluhan ini pun sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan pelaku industri.

"Beliau sangat mengerti hal tersebut," kata Ade.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>


Ade juga menyampaikan pengalaman kemudahan berinvestasi di Ethiopia dan India. Menurutnya kedua negara itu memberikan pelbagai insentif serta kecepatan pelayanan dalam memperoleh izin. Termasuk keberadaan industrial park yang menjadi kesatuan rantai pasok untuk memudahkan jalur logistik.

Pengalaman berinvestasi di Ethiopia sebelumnya dilakoni oleh CEO Busana Apparel Group, M Maniwen, yang juga pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT). Ia berekspansi ke negara Afrika itu lantaran upah buruh yang murah dibanding dengan Indonesia.

Maniwanen menyebut, ada kemudahan saat merelokasi pabrik di sana. Bahkan, dia juga mengakui keunggulan Vietnam dalam mempermudah calon investor.

"Kita datang ke sana, kita diberi tanah gratis, tetapi bayar bangunan dan sewa untuk jangka 15 atau 20 tahun," kata Maniwanen di sela-sela diskusi Penyelamatan Industri TPT Nasional di menara Kadin, Jakarta, Senin (9/9/2019). 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular