Top! Buwas Mau Bongkar Permainan Beras Buat Orang Miskin
20 September 2019 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku telah membentuk tim untuk membongkar keterlibatan beberapa pihak dalam upaya mencari keuntungan tak sehat dari distribusi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dulu bernama beras miskin (raskin). Tim tersebut masih berjalan untuk mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.
"Saya murni dari tim saya, tidak hanya dari Bulog saya juga bekerja dengan masyarakat, lebih akurat," kata Buwas di sela-sela peluncuran Beras Berfortifikasi, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Setelah bukti lengkap, ia akan menyerahkannya ke kepolisian dan mendorong KPK untuk ikut menelusurinya. Namun, ia masih belum membeberkan identitas oknum atau instansi yang dituduhkannya. Buwas sempat mengungkap oknum yang dimaksud berasal dari tengkulak, atau kelompok kartel beras, hingga internal lembaganya sendiri.
"Besok akan saya jelaskan modus-modusnya. Ada proyek besar yang nilainya uangnya sepertinya tidak kelihatan tapi besar," kata Buwas.
Ia mengatakan, dengan bantuan BPNT disalahgunakan, maka beras yang diterima warga yang berhak tidak sesuai kriteria, misalnya kualitas beras premium ternyata medium.
Soal adanya dugaan skema penyimpangan distribusi BPNT pernah diungkap Buwas dalam wawancara kepada CNBC Indonesia pekan lalu. Semula peran Bulog dalam menyalurkan beras sempat akan dikurangi oleh Kementerian Sosial (Kemensos) hanya 30% dari alokasi BPNT karena alasan kualitas beras Bulog yang rendah. Namun, akhirnya Kemensos menyerahkan kewenangan 100% distribusi BPNT kepada Perum Bulog.
"Jaringan kartel selalu mengangkat bahwa beras Bulog kan berkutu, bau, dan tidak bagus. Supaya tidak mendapatkan kepercayaan, jadinya dikuasai kartel, yang rugi adalah masyarakat kita juga," kata Buwas kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/9/2019).
(hoi/hoi)
"Saya murni dari tim saya, tidak hanya dari Bulog saya juga bekerja dengan masyarakat, lebih akurat," kata Buwas di sela-sela peluncuran Beras Berfortifikasi, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Setelah bukti lengkap, ia akan menyerahkannya ke kepolisian dan mendorong KPK untuk ikut menelusurinya. Namun, ia masih belum membeberkan identitas oknum atau instansi yang dituduhkannya. Buwas sempat mengungkap oknum yang dimaksud berasal dari tengkulak, atau kelompok kartel beras, hingga internal lembaganya sendiri.
"Besok akan saya jelaskan modus-modusnya. Ada proyek besar yang nilainya uangnya sepertinya tidak kelihatan tapi besar," kata Buwas.
Ia mengatakan, dengan bantuan BPNT disalahgunakan, maka beras yang diterima warga yang berhak tidak sesuai kriteria, misalnya kualitas beras premium ternyata medium.
Soal adanya dugaan skema penyimpangan distribusi BPNT pernah diungkap Buwas dalam wawancara kepada CNBC Indonesia pekan lalu. Semula peran Bulog dalam menyalurkan beras sempat akan dikurangi oleh Kementerian Sosial (Kemensos) hanya 30% dari alokasi BPNT karena alasan kualitas beras Bulog yang rendah. Namun, akhirnya Kemensos menyerahkan kewenangan 100% distribusi BPNT kepada Perum Bulog.
"Jaringan kartel selalu mengangkat bahwa beras Bulog kan berkutu, bau, dan tidak bagus. Supaya tidak mendapatkan kepercayaan, jadinya dikuasai kartel, yang rugi adalah masyarakat kita juga," kata Buwas kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/9/2019).
Artikel Selanjutnya
Tega! Beras Buat Orang Miskin Saja Dimanipulasi
(hoi/hoi)