RI & Korsel Dulu Sama-sama Miskin, Kok Sekarang Beda Nasib?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 September 2019 11:14
Bonus demografi menjadi kesempatan sekali seumur hidup bagi suatu negara.
Foto: Suasana di Seoul, ibu kota Korea Selatan, beberapa waktu lalu (Dok CNBC)
JAKARTA, CNBC Indonesia - Bonus demografi menjadi kesempatan sekali seumur hidup bagi suatu negara. Ibarat pisau bermata dua, bonus demografi bisa menjadi peluang sekaligus beban. Khusus untuk Indonesia, semua itu tergantung bagaimana negara menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menyambut bonus demografi pada 2030-2040 mendatang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bonus demografi tidak boleh dilewatkan. Kita bisa mencontoh Jepang dan Korea untuk menjadi negara maju. Dua negara ini loncat menjadi negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi.

"Korea Selatan tahun '50 sama-sama miskin, tahun '90 mereka high income, kita masuk middle income. Mereka lari lebih cepat," ungkapnya dalam Seminar Nasional "Pengembangan SDM Unggul untuk Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi Menuju Indonesia Maju pada RPJMN 2020-2024" di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra, Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta (20/9/2019).

Mungkin banyak pertanyaan kenapa dari negara miskin bisa tiba-tiba menjadi negara maju? Kuncinya adalah kualitas SDM. Terkait sumber daya Jepang dan Korea Selatan jelas kalah dengan Indonesia. Namun, mereka mampu mengembangkan SDM dengan memanfaatkan bonus demografi. Indonesia harus bangun dari mimpi, tidak hanya bangga dengan kekayaan alamnya, tapi pembangunan SDM harus diperhatikan.

"Jepang sama dengan Korea. Kalau kita jalan-jalan ke sana nggak akan menemui tambang. Artinya mereka nggak kaya. Kok Indonesia nasibnya sial ya, sering ada bencana. Padahal Jepang kurang apa gempanya. Model manusianya yang membuat mereka menjadi negara maju," imbuhnya.

Foto: Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Seminar Nasional “Pengembangan SDM Unggul untuk Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi Menuju Indonesia Maju pada RPJMN 2020 – 2024” di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Panca Gatra, Lemhanas, Jakarta (20/9/2019). (CNBC Indonesia/Anisatul Umah)



Kejadian bencana jangan dijadikan alasan untuk tidak menjadi negara maju. Jepang bisa melaju dengan cepat. Sementara di Indonesia untuk mengambil keputusan membutuhkan perdebatan panjang dengan ribut dulu di media sosial. Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade di tahun 1964, yang artinya 20 tahun setelah kotanya hancur karena bom.

Tahun 1960, Jepang membuat kereta cepat, ketika income perkapita sama dengan Indonesia saat ini. Meniru negara lain untuk menjadi negara maju bukanlah masalah. Jepang saat membuat mobil mencontoh dari Barat. Setelah mencontoh mereka mengembangkan. Pun demikian dengan Korea Selatan yang ternyata juga mencontoh Jepang.

"Nggak ada masalah selama niatnya bukan ngebajak, bagaimana saat membuat sesuatu yang lebih hebat dari kopian tadi," terangnya.

Selain SDM, hal lain yang perlu diperhatikan untuk menyambut bonus demografi, yakni jumlah penduduk. Pemerintah sejak zaman orde baru sudah membuat gerakan keluarga berencana. Jumlah penduduk yang terlalu banyak akan menjadi beban.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Pertama Kalinya Negara Asia Ini Diundang Rapat NATO, Gabung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular