
Gegara Drone, Sri Mulyani Mulai Waspadai Harga Minyak Dunia
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 September 2019 11:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bersama otoritas terkait, akan mewaspadai gejolak harga minyak yang sedang terjadi saat ini.
Untuk diketahui, pada akhir pekan lalu, sekitar 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq.
Serangan itu disebut-sebut memangkas 50% dari total produksi minyak di Arab Saudi.
Arab Saudi memasok minyak mentah ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Bila pasokan di negara itu semakin menyusut, maka harga minyak dunia bisa melonjak hingga beberapa waktu mendatang.
Hal tersebut, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentu akan mempengaruhi harga minyak di dunia, termasuk di Indonesia, yang kemungkinan juga akan berpengaruh terhadap subsidi minyak di APBN tahun berjalan.
"Kalau dilihat dari APBN [2019] asumsi selama ini kan malah lebih rendah. Kami melihat bahwa, pertama kalau koreksi yang sifatnya jangka pendek mungkin masih bisa akan terabsorb," tuturnya di Gedung Dhanapala, Selasa (17/9/2019).
Maka dari itu, kata dia, pemerintah akan lebih memperhatikan dampak jangka menengah dan jangka panjang, yakni dinamika stabilitas keamanan dan politik di Timur Tengah.
"Kalau sekarang sudah ada di dalam. Jadi sekarang kita mungkin lebih harus memperhatikan dinamika jangka menengahnya. Karena ini mempengaruhi apa yang disebut konstelasi politik dan keamanan di timur tengah," tuturnya.
Selain itu, pemerintah kata dia juga akan melihat rekasi dari negara-negara perkasa sepertu Saudi Arabia, Amerika Serikat, Iran, dan negara-negara lainnya.
"Yang tidak hanya akan punya sentimen tapi betul-betul konstelasi politik dan keamanan. jadi itu yang akan menjadi fokus kita," ungkapnya.
Harga minyak dunia diketahui melonjak lebih dari 10% pada Senin (16/9/2019). Mengutip AFP, minyak jenis West Texas Intermediate melonjak 10,68% menjadi US$ 60,71 per barel dan Brent naik 11,77% menjadi US$ 67,31 per barel.
Harga minyak dunia tidak lagi garang seperti kemarin. Pagi ini, bahkan harga minyak jenis light sweet sudah turun.
Pada Selasa (17/9/2019) pukul 07:28 WIB, harga minyak jenis brent masih naik tipis 0,1%. Namun jenis light sweet sudah turun 0,2%.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga menuturkan, dunia masih harus menunggu kejelasan seberapa cepat Saudi Arabia bisa recover. Yang muncul, sambungnya, adalah berapa banyak yang suplai minyak dan apakah bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka.
"Jadi disrupsi ini akan menimbulkan kenaikan (harga) dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari. Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," kata Sri Mulyani di DPR, Senin (16/9/2019).
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
Untuk diketahui, pada akhir pekan lalu, sekitar 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq.
Serangan itu disebut-sebut memangkas 50% dari total produksi minyak di Arab Saudi.
"Kalau dilihat dari APBN [2019] asumsi selama ini kan malah lebih rendah. Kami melihat bahwa, pertama kalau koreksi yang sifatnya jangka pendek mungkin masih bisa akan terabsorb," tuturnya di Gedung Dhanapala, Selasa (17/9/2019).
Maka dari itu, kata dia, pemerintah akan lebih memperhatikan dampak jangka menengah dan jangka panjang, yakni dinamika stabilitas keamanan dan politik di Timur Tengah.
"Kalau sekarang sudah ada di dalam. Jadi sekarang kita mungkin lebih harus memperhatikan dinamika jangka menengahnya. Karena ini mempengaruhi apa yang disebut konstelasi politik dan keamanan di timur tengah," tuturnya.
Selain itu, pemerintah kata dia juga akan melihat rekasi dari negara-negara perkasa sepertu Saudi Arabia, Amerika Serikat, Iran, dan negara-negara lainnya.
"Yang tidak hanya akan punya sentimen tapi betul-betul konstelasi politik dan keamanan. jadi itu yang akan menjadi fokus kita," ungkapnya.
Harga minyak dunia diketahui melonjak lebih dari 10% pada Senin (16/9/2019). Mengutip AFP, minyak jenis West Texas Intermediate melonjak 10,68% menjadi US$ 60,71 per barel dan Brent naik 11,77% menjadi US$ 67,31 per barel.
Harga minyak dunia tidak lagi garang seperti kemarin. Pagi ini, bahkan harga minyak jenis light sweet sudah turun.
Pada Selasa (17/9/2019) pukul 07:28 WIB, harga minyak jenis brent masih naik tipis 0,1%. Namun jenis light sweet sudah turun 0,2%.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga menuturkan, dunia masih harus menunggu kejelasan seberapa cepat Saudi Arabia bisa recover. Yang muncul, sambungnya, adalah berapa banyak yang suplai minyak dan apakah bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka.
"Jadi disrupsi ini akan menimbulkan kenaikan (harga) dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari. Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," kata Sri Mulyani di DPR, Senin (16/9/2019).
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
Most Popular