Terungkap! Alasan MRT dan Tol Cisumdawu Dibuat Terowongan

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 September 2019 13:04
Pembangunan infrastruktur di Indonesia kian masif, termasuk pembangunan terowongan.
Foto: Satu terowongan sisi kiri sudah tembus pada 31 Juli 2018 lalu, sedangkan sisi satunya sudah mencapai 392meter. Tak lama lagi, masyarakat bisa menikmati perjalanan melalui seperti di arena Hotweels. (dok.instagram @info_binamarga)
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek MRT Jakarta dan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) Jawa Barat dibangun dengan desain sebagian memiliki terowongan. Keberadaan terowongan tersebut menjadi seorang infrastruktur penting. Di Tol Cisumdawu, terowongan mencapai hampir 500 meter, sebagai terowongan terpanjang tol di Indonesia. Terowongan MRT Jakarta masih satu-satunya terowongan MRT di Indonesia.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sugiyartanto, menyatakan, terowongan menjadi salah satu inovasi dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur.

"Salah satu contoh pembangunan terowongan saya pilih sebagai salah satu solusi yaitu Tol Cisumdawu," ungkapnya dalam sebuah diskusi di Kantor Kementerian PUPR, Senin (16/9/2019).



Tol Cisumdawu memang punya terowongan yang membelah bukit. Keberadaan terowongan itu memangkas kebutuhan lahan sehingga membuat trase lebih pendek, jika dibandingkan tanpa terowongan.

Sugiyartanto juga menilai, pada kawasan perkotaan, terowongan dibangun sebagai akibat semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan jalan baru atau sarana transportasi lainnya, contohnya adalah MRT Jakarta.

"Pembangunan terowongan seperti MRT merupakan pemanfaatan low space di dalam pembangunan sistem transportasi massal," urainya.

Keberhasilan pembangunan MRT yang diberi dukungan pemerintah Jepang, kata dia, telah menjadi salah satu solusi bagi permasalahan yang dihadapi provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, pembangunan MRT merupakan capaian luar biasa di dalam sejarah pembangunan infrastruktur di Indonesia.



Apalagi, tingkat kesulitan dalam pembangunan tergolong sangat tinggi. MRT dibangun di pusat kota yang sangat padat, dan dapat diselesaikan tanpa ada gangguan ekonomi yang berarti.

"Konsep terowongan juga diperlukan di dalam pembangunan jalan di kawasan pariwisata, seperti di Bali yang sangat terbatas lahan, kawasan Danau Toba, sehingga dibutuhkan agar lansekap tetap terjaga," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Berisiko, Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Awalnya Dihindari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular