Ongkos Logistik RI Masih Mahal, Ini Solusi dari Menko Darmin

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
14 September 2019 17:58
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Darmin Nasution mengungkap mahalnya ongkos logistik RI.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Darmin Nasution mengungkap mahalnya ongkos logistik RI. Dia bahkan membandingkan biaya pengiriman di RI dengan negara lain.

"Bawa 1 kontainer dari Batam ke Singapura, sama mahalnya dengan dari Singapura ke Jepang atau ke China," kata Darmin di sela acara Indotrans Ekspo 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (14/9/2019).

Kondisi demikian membuat biaya produksi membengkak. Hasilnya, harga komoditas bisa melonjak tinggi.


"Nah ini semua perlu kita tata kembali. Supaya daya saing kita dalam logistik itu membantu sehingga produk produk kita tidak dibebani terlalu banyak oleh biaya logistik," ujarnya.

"Belum lagi karena standar tidak jelas, kapan busuk kapan terlalu matang karena kita sendiri belum tahu dengan baik," tandasnya.

Karenanya, dia ingin pembangunan infrastruktur besar-besaran selama 5 tahun terakhir dioptimalkan. Darmin bilang, infrastruktur perhubungan yang sudah terbangun harus dijadikan 'tulang belakang' untuk di sektor logistik.

"Kita punya backbone jalan Tol Trans Jawa, tapi kan diperlukan penghubung antara jalan tol itu dengan kawasan kawasan ekonomi. Apakah kawasan industri, apakah kawasan ekonomi khusus, yang selama ini belum terhubungkan dengan baik," urainya.


Dalam hal inilah diperlukan sinergitas antar kementerian/lembaga. Darmin mendorong Kementerian Perhubungan untuk lebih menyelaraskan program dengan Kementerian Perdagangan.

"Kemenhub diharap kerjasama erat dengan Kemendag untuk mendorong pembangunan gudang dan sebagainya. Laut ada tol laut sudah dimulai, sudah berjalan. Tapi kita perlu membuat standarnya lebih baik," pungkasnya.




(dob/dob) Next Article Kritik Darmin: Sejak 2005, Target Pajak Tak Pernah Tercapai!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular