Internasional

Lupakan Perang Dagang, Babi "Satukan" AS & China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 September 2019 12:50
China kemungkinan impor babi AS
Foto: Babi mini terlihat selama presentasi di Balashikha, Rusia 11 Desember 2018. Foto diambil 11 Desember 2018. REUTERS / Maxim Shemetov
Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya harga babi di China membuat kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu khawatir. Bahkan, pemerintah China menargetkan persoalan ini harus segera selesai sebelum ulang tahun ke-70 negara tersebut.

Pasalnya harga babi sudah naik sangat signifikan selama 17 bulan terakhir. Pada Agustus, harga daging babi naik 46,2% dibanding Juli lalu. Harga babi diperdagangkan sekitar 30-33 yuan atau sekitar US$ 4 per kilogram.

Kelangkaan daging babi terjadi karena penyakit flu babi afrika. Meski tidak menulari manusia, penyakit ini membuat pembantaian massal babi yang terkena penyakit di sentra peternakan China.


Melihat kondisi ini, China pun mengambil langkah sigap, termasuk membuka kran impor. Kali ini, China berencana mengimpor daging babi dari AS.

Sebagaimana dilansir The Straits Times, sumber yang terpercaya mengatakan keinginan itu. "Ini hal yang potensial dibicarakan dalam pertemuan Beijing dengan Washington, terutama dengan melanjutkan impor barang-barang pertanian AS menjelang pembicaraan (negosiasi damai) dalam beberapa minggu mendatang," tulis media tersebut sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Jumat (13/9/2019).

Sebagian babi yang diimpor akan masuk ke dalam cadangan pemerintah, ujar sumber itu. Meski demikian belum ada target pasti berapa total impor AS, dari total 2 juta ton daging babi yang akan diimpor dalam setahun.


Tahun ini, berdasarkan data pemerintah, China setidaknya sudah mengimpor 1 juta ton babi. Sekitar 87.770 ton berasal dari China.

Impor yang lebih banyak akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Negara ini sepertinya membutuhkan 10 juta ton lagi untuk menutupi defisit babi di tahun ini, lebih banyak dari 8 juta ton biasanya ," kata Wakil Perdana Menteri Hu Chunhua.

Indeks harga konsumen (CPI) China, ukuran utama inflasi, naik 2,8% secara year-on-year (YoY) di bulan Agustus karena babi. Total makanan menyumbang 1,93 poin persentase dari pertumbuhan 2,8% itu, di mana daging babi,mencatat pertumbuhan dua digit secara YoY.

China menargetkan urusan harga daging babi ini akan kelar sebelum ulang tahun negara itu Oktober nanti. Kelangkaan pasokan babi terjadi akibat wabah flu babi afrika, yang sempat membuat pemusnahan babi di sejumlah peternakan China.

Warga China merupakan salah satu konsumen babi utama di dunia dengan persentase hingga 28%. Selain memberi stimulus hingga US$ 700.000, China juga berencana mengimpor babi dari Denmark dan Brasil.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Ketika Babi Membuat China dan AS Kembali Mesra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular