Internasional

Ssstt.. 6 dari 10 Orang AS Percaya Tahun Depan Bakal Resesi

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 September 2019 12:57
Ssstt.. 6 dari 10 Orang AS Percaya Tahun Depan Bakal Resesi
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Enam dari 10 orang Amerika ternyata percaya akan kemungkinan resesi di 2020. Hal ini terungkap dari jejak pendapat ABC News/Washington Post yang terbaru sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, rabu (11/9/2019).

Dalam jejak pendapat itu, sebanyak 60% warga Amerika menilai resesi benar akan terjadi tahun depan sementara 35% lainnya tidak percaya. Kekhawatiran akan ketegangan perang dagang juga naik 60% sementara 38% lain menilai ketegangan bakal mereda.

Sementara itu, dalam jejak pendapat yang lebih spesifik, ketidakpercayaan pada Trump dalam menangani ekonomi AS naik 47%, sedangkan 46% lainnya percaya ekonomi bisa baik ditangan Trump.


Untuk urusan dengan China, 56% bahkan tidak percaya dengan Trump. Hanya 35% responden yang percaya.

Soal kebijakan Trump bakal berakhir resesi juga naik 43%. Sekitar 43% menilai tidak akan ada bedanya sedangkan 16% menilai akan mengurangi kesempatan resesi.

Penelitian ini sendiri dibuat oleh ABC News dengan Langer Reserach Associates of new York. Sampel sendiri diambil datanya oleh Abt Associates of rockville Md see.


Polling dilakukan dengan telepon rumah dan seluler pada tanggal 2-5 September 2019. Sebanyak 1,003 dewasa diambil sampelnya secara acak.

Sementara itu, Profesor Universitas Harvard dan mantan menteri keuangan Amerika Serikat (AS) Larry Summers mengatakan peluang resesi sebelum tahun 2021 telah berada di angka hampir 50%.

"Saya belum pernah mendengar hal seburuk ini sejak krisis keuangan," kata Summers mengenai kondisi ekonomi AS, dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal.

BERLANJUT KE HAL 2

Summers menyebut ada berbagai alasan yang membuatnya berpandangan demikian. Alasan pertama yaitu kelemahan yang terlihat di sektor manufaktur AS.

Kemudian perang dagang yang berkelanjutan dengan China. Disusul melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai tantangan utama.

Selain itu, angka ketenagakerjaan yang sulit untuk menjadi lebih baik serta kepercayaan konsumen yang terlalu fluktuatif juga cukup mengkhawatirkan.

Oleh karenanya, Summers memperingatkan semua hal ini bisa membuat skenario lubang hitam (black hole) terjadi.

"Risiko nyata yang mungkin terjadi adalah 'skenario lubang hitam' di mana baik pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi bisa turun hingga hampir nol dan selanjutnya tetap sangat rendah," katanya kepada Wall Street Journal, yang dikutip Forbes.

Pada Juli, Cass freight Index turun 5,9% YoY. Ini merupakan penurunan selama delapan bulan beruntun.

Cass Freight Index adalah indikator yang menggambarkan arus perdagangan di Negeri Paman Sam. Indeks ini menjadi salah satu acuan aktivitas ekonomi, sekaligus alat untuk mengeker arah perekonomian ke depan.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular