Pengusaha yang Pernah ke Vietnam: Tanah Gratis, Listrik Murah

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
09 September 2019 20:08
Pengusaha Indonesia ada yang pernah ke Vietnam.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam memiliki keunggulan dibanding Indonesia dalam menarik minat investasi. Beberapa di antaranya, kemudahan perizinan, tanah gratis, dan biaya listrik yang murah. Pengusaha Indonesia sudah pernah merasakan kemudahan itu.

CEO Busana Apparel Group, M Maniwen, merupakan salah satu pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) yang pernah berencana membangun pabrik TPT di Vietnam. Ia mengakui keunggulan Vietnam dalam mempermudah calon investor di negaranya.

"Kita datang ke sana, kita diberi tanah gratis, tetapi bayar bangunan dan sewa untuk jangka 15 atau 20 tahun," kata Maniwanen di sela-sela diskusi Penyelamatan Industri TPT Nasional di menara Kadin, Jakarta, Senin (9/9/2019).



Selain itu, ia mengatakan pengusaha yang akan berinvestasi di Vietnam juga dimudahkan salah satunya dengan pemberian tax holiday yaitu keringanan pembayaran pajak badan untuk periode tertentu. 

Maniawen mengaku memang tidak membangun pabrik di Vietnam karena perusahaan TPT di Vietnam dianggap sudah mencapai titik jenuh sehingga ia mengalihkan pabriknya ke Ethiopia yang berupah murah.

"Suku bunga mereka juga kompetitif sekali sampai 7%. Tenaga listrik 7 sen per kwh," ucapnya.

Suku bunga yang kompetitif menurutnya menjadi daya tarik pengusaha, kemudian biaya listrik yang murah dapat memperkecil ongkos produksi. Di Indonesia, Maniwanen mengatakan rata-rata biaya listrik per kWh sebesar 10-11 sen per kwh.

Saat disinggung soal proses investasi di Indonesia, Maniwanen mengapresiasi adanya layanan Online Single Submission (OSS). Namun, ia mengaku pada praktiknya, pengusaha juga menemukan beberapa hambatan di daerah, salah satunya soal perizinan dan pembelian lahan.

Selain itu, upah buruh di Vietnam dinilai lebih murah dibanding beberapa daerah Indonesia. Memang, tidak semua daerah berupah mahal. Jawa Tengah, contohnya.

"Upah buruh kita mahal sih, nggak. Di Jawa Tengah masih ada US$ 100 sama seperti di Ethiopia dan Bangladesh, cuma di Jawa Barat ada yang mahal US$ 300," katanya.


Ia berharap, pernyataan Presiden Joko Widodo yang merespons masalah tidak adanya relokasi dari China ke Indonesia, dapat menjadi pertanda baik. Para menteri diharapkan dapat memberikan pelayanan mudah dan cepat untuk mendorong investasi masuk ke Indonesia.

Simak video alasan perusahaan China pilih Vietnam ketimbang RI:
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article Malu! Investasi Disalip, Ekspor RI Juga Kalah dari Vietnam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular