
Lawan Berat RI: di Vietnam Tanah Gratis, Myanmar Buruh Murah

ASEAN sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru, memang sedang berlomba-lomba jadi primadona untuk menarik perhatian para investor. Berbagai insentif dan juga reformasi kebijakan digalakkan di setiap negara.
Namun tampaknya berbagai kebijakan terkait reformasi kebijakan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia belum begitu berdampak. Buktinya dengan berbagai stimulus seperti Online Single Submission (OSS) dan revisi daftar negatif investasi belum mampu berdampak pada pertumbuhan PMA yang agresif seperti Vietnam, Kamboja dan Myanmar.
Ditambah PMA/FDI ini digadang-gadang dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Namun faktanya, dari 2014- 2018 data serapan tenaga kerja akibat penanaman modal asing mengalami tren penurunan.
Berdasarkan data BKPM, di tahun 2014 saja tercatat serapan tenaga kerja akibat PMA di Indonesia mencapai angka 1 juta orang. Namun tren terus menurun hingga tahun 2018. PMA hanya mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 490 ribu orang saja.Hal tersebut diakibatkan oleh pergeseran dari investasi yang padat karya menjadi padat modal.
Tantangan ke depannya adalah ekonomi digital. Walaupun proporsi masih kecil, tetapi ekonomi digital memiliki growth rate yang tinggi. Supaya jadi primadona pemerintah perlu serius menggarap sektor ekonomi digital ini tidak hanya dari segi kebijakan dan insentif fiskal. Namun peningkatan kapabilitas tenaga kerja untuk mendongkrak produktivitas juga mutlak diperlukan.
TIM RISET CNBC