
Milenial Malas Punya Mobil, Picu Penjualan Mobil Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Secara umum penjualan mobil di Tanah Air masih dalam tren kelesuan, bahkan terjadi penurunan. Salah satu segmen yang juga mengalami kelesuan adalah segmen low cost green car (LCGC).
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan menganalisis beberapa penyebab penjualan mobil lesu terutama di segmen LCGC yang padahal harganya sangat terjangkau dan cocok bagi generasi milenial yang baru beranjak pada tahap kemapanan ekonomi.
"Pertama, memang benar karena tren milenial, ada perubahan paradigma milenial. Kalau dulu dia bangga punya mobil, sekarang lebih ke spending," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/9)
Faktor kedua, adalah harga mobil yang terus naik, termasuk LCGC. Ketiga, dari sisi persaingan antara produsen semakin ketat, banyak ragam LCGC yang ditawarkan, sehingga penjualan mobil masing-masing produsen makin menciut.
Keempat, beberapa pemerintah daerah mulai ketat dengan aturan lalu lintas terutama di DKI Jakarta seperti ganjil-genap. Hal ini memicu para konsumen milenial lebih memanfaatkan layanan taksi atau ojek online (ride sharing)
"Daripada kena ganjil genap, mendingan sharing aja, tak perlu beli mobil," katanya.
Apakah ini jadi ancaman bagi industri mobil?
Johnny bilang tentu perusahaan mobil harus kreatif membangun pasar, antara lain memanfaatkan kerja sama dengan perusahaan rental atau taksi online. Ini agar permintaan mobil baru tetap terjadi.
"Bagi penjual mobil baru, harus kreatif," katanya.
Ia yakin, masalah tren penurunan penjualan mobil, termasuk LCGC bisa diatasi oleh para produsen mobil. Menurutnya rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih lebih rendah dari negara-negara lain di kawasan, sehingga penjualan mobil masih tetap ada peluang.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, punya pandangan lain, ia bilang belum ada riset soal faktor milenial mempengaruhi penjualan mobil. Namun, ia mengakui masalah perang dagang, hingga anjloknya harga komoditas, perhelatan pemilu menjadi faktor utama penyebab penjualan mobil lesu.
Sepanjang Januari-Mei 2019, penjualan mobil LCGC juga turun, hanya terjual 90.065 unit, sedangkan di periode yang sama 2018 sempat mencapai 105.009 unit. Toyota Calya sepanjang Januari-Mei 2019 terjual sebanyak 17.925 unit, sedangkan LCGC lain Toyota, Toyota Agya lebih sedikit yakni 10.298 unit.
Pangsa pasar LCGC masih dipegang oleh Grup Astra melalui Toyota dan Daihatsu. Namun, penguasaan pangsa pasar Astra pada segmen ini juga mengalami penyusutan, pada Mei Astra masih memimpin pangsa pasar 74% atau sebanyak 13.511 unit, sedikit menurun dibandingkan April 2019 yang sempat 76% setara 14.665 unit.
(hoi/hoi) Next Article 'Bulan Madu' Pajak Selesai, Penjualan Mobil Bakal Anjlok!