
Dari Sendok Sampai Mobil Listrik, Ini Dia Kegunaan Nikel
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2019 18:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia adalah salah satu pemasok bijih nikel terbesar di dunia sejak 2015. Namun, akan menghentikan ekspor bijih nikel dimulai dari 1 Januari 2020.
Berdasarkan laporan International Nickel Study Group (INSG) 2018, Indonesia disebut sebagai 'the largest single exporters of charge nickel'. Pada 2016 dan 2017, ekspor nikel Indonesia menyumbang masing-masing 39% dan 63% total ekspor global.
Kemarin, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan pelarangan ekspor nikel mentah untuk berbagai kadar mulai 1 Januari 2020. Keputusan ini bukan tanpa alasan.
Sejak 2014, pemerintah memang melarang ekspor barang tambang mentah sebagai amanat UU Mineral dan Batu Bara (Minerba). Sehingga keputusan pelarangan ekspor bijih nikel dinilai konsisten.
Sejauh ini, ekspor nikel Indonesia didominasi bijih atau ore. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekspor nikel secara umum (HS 75) pada Juni 2019 adalah US$ 66,7 juta. Sedangkan ekspor bijih nikel (HS 26040000) mencapai US$ 47,4 juta atau 71%.
Padahal, konsumsi nikel olahan global (refined/primary nickel) dari 2007-2017 terus meningkat. Data INSG menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, konsumsi nikel olahan mengalami kenaikan sebesar 28,6%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Berdasarkan laporan International Nickel Study Group (INSG) 2018, Indonesia disebut sebagai 'the largest single exporters of charge nickel'. Pada 2016 dan 2017, ekspor nikel Indonesia menyumbang masing-masing 39% dan 63% total ekspor global.
Kemarin, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan pelarangan ekspor nikel mentah untuk berbagai kadar mulai 1 Januari 2020. Keputusan ini bukan tanpa alasan.
Sejauh ini, ekspor nikel Indonesia didominasi bijih atau ore. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekspor nikel secara umum (HS 75) pada Juni 2019 adalah US$ 66,7 juta. Sedangkan ekspor bijih nikel (HS 26040000) mencapai US$ 47,4 juta atau 71%.
Padahal, konsumsi nikel olahan global (refined/primary nickel) dari 2007-2017 terus meningkat. Data INSG menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, konsumsi nikel olahan mengalami kenaikan sebesar 28,6%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Nikel Tak Asing Buat Kita
Pages
Most Popular