
Mengapa Kampung Lionel Messi di Ambang Resesi?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
03 September 2019 13:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Keadaan ekonomi yang tidak menentu di Argentina belakangan ini telah menyulut persepsi bahwa negara Amerika Selatan itu akan kembali terjerat dalam krisis hebat.
Mata uang Argentina peso terdepresiasi parah, inflasi meningkat, dan resesi menghantui. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mengeluarkan pinjaman darurat.
Kejatuhan peso hingga 25% selama Agustus, membuat pemerintah mengambil langkah dramatis, untuk memperketat eksportir dan warga negara ketika menukarkan peso ke mata uang asing, atau mentransfer keuangan ke luar negeri.
Dalam dekritnya, pemerintah Presiden Mauricio Macri mengeluarkan perintah untuk melakukan kontrol pada peso, Minggu (1/9/19). Bank sentral kini berwenang untuk membatasi pembelian dolar sembari mengurangi cadangan devisanya demi menyokong mata uang peso.
Langkah yang dikeluarkan pemerintah Argentina itu ditujukan untuk menguatkan nilai peso agar mampu membayar utang negara ke IMF. Argentina diketahui memiliki perjanjian utang senilai US$ 57 miliar.
Pemerintah juga telah mengatakan akan bernegosiasi dengan pemegang obligasi berdaulat dan IMF untuk memperpanjang waktu jatuh tempo utangnya. Bank sentral telah membakar hampir US$ 1 miliar cadangan devisa dalam upaya menopang peso.
Berikut beberapa faktor yang memperburuk kondisi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu.
Alami Krisis Ekonomi Tahun 2001
Krisis ekonomi yang melanda Argentina bukanlah krisis yang pertama. Sebelumnya, negara tersebut pernah alami krisis ekonomi pada tahun 2001.
Saat itu, keuangan Argentina mengalami defisit karena korupsi. Ini masih ditambah dengan dana utang yang diperoleh Argentina lewat penerbitan deposito. Argentina pun tidak mampu melunasi utangnya yang mencapai US $ 100 miliar. Argentina saat itu berstatus default.
Guna mengatasi situasi ini, Argentina bernegosiasi dengan para kreditur untuk restrukturisasi utang. Tidak hanya itu, Argentina juga mengajukan utang ke IMF sebesar US$ 9,81 miliar.
Dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi sepertinya bukanlah hal yang baru bagi Argentina. Akhirnya Argentina dapat mengatasi krisis dan melunasi utangnya pada IMF pada 2005.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Mata uang Argentina peso terdepresiasi parah, inflasi meningkat, dan resesi menghantui. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mengeluarkan pinjaman darurat.
Kejatuhan peso hingga 25% selama Agustus, membuat pemerintah mengambil langkah dramatis, untuk memperketat eksportir dan warga negara ketika menukarkan peso ke mata uang asing, atau mentransfer keuangan ke luar negeri.
Dalam dekritnya, pemerintah Presiden Mauricio Macri mengeluarkan perintah untuk melakukan kontrol pada peso, Minggu (1/9/19). Bank sentral kini berwenang untuk membatasi pembelian dolar sembari mengurangi cadangan devisanya demi menyokong mata uang peso.
Langkah yang dikeluarkan pemerintah Argentina itu ditujukan untuk menguatkan nilai peso agar mampu membayar utang negara ke IMF. Argentina diketahui memiliki perjanjian utang senilai US$ 57 miliar.
Pemerintah juga telah mengatakan akan bernegosiasi dengan pemegang obligasi berdaulat dan IMF untuk memperpanjang waktu jatuh tempo utangnya. Bank sentral telah membakar hampir US$ 1 miliar cadangan devisa dalam upaya menopang peso.
Berikut beberapa faktor yang memperburuk kondisi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu.
Alami Krisis Ekonomi Tahun 2001
Krisis ekonomi yang melanda Argentina bukanlah krisis yang pertama. Sebelumnya, negara tersebut pernah alami krisis ekonomi pada tahun 2001.
Saat itu, keuangan Argentina mengalami defisit karena korupsi. Ini masih ditambah dengan dana utang yang diperoleh Argentina lewat penerbitan deposito. Argentina pun tidak mampu melunasi utangnya yang mencapai US $ 100 miliar. Argentina saat itu berstatus default.
Guna mengatasi situasi ini, Argentina bernegosiasi dengan para kreditur untuk restrukturisasi utang. Tidak hanya itu, Argentina juga mengajukan utang ke IMF sebesar US$ 9,81 miliar.
Dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi sepertinya bukanlah hal yang baru bagi Argentina. Akhirnya Argentina dapat mengatasi krisis dan melunasi utangnya pada IMF pada 2005.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Pages
Most Popular