Internasional

Benarkah Pemimpin Hong Kong Ajukan Pengunduran Diri ke China?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 September 2019 13:04
Carrie Lam, pemimpin Hong Kong membantah pernah mengajukan pengunduran diri ke China
Foto: Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNBC IndonesiaPemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam membantah dirinya sempat mengajukan keinginan untuk mengundurkan diri ke Pemerintah China. Pernyataannya tersebut diutarakan seiring beredarnya rekaman pembicaraan yang berisi ketidakberdayaannya untuk mundur.

"Saya mengatakan pada beberapa kesempatan sebelumnya dan ini juga ditegaskan kembali oleh rekan-rekan saya di Kantor Kepala Eksekutif, dalam menanggapi pertanyaan media bahwa selama periode ini, dari awal sampai sekarang, saya tidak pernah, saya tidak pernah mengajukan pengunduran diri kepada Pemerintah Rakyat Pusat. Saya bahkan belum merenungkan untuk membahas pengunduran diri kepada Pemerintah Rakyat Pusat," jelasnya sebagaimana dikutip Strait Times, Selasa (3/9/2019).

Benarkah Pemimpin Hong Kong Ajukan Pengunduran Diri ke China?Foto: Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam (REUTERS/Kai Pfaffenbach)


Ia pun menegaskan dirinya tidak akan lari sebelum masalah Hong Kong selesai. "Pilihan untuk tidak mengundurkan diri adalah pilihan saya sendiri," tegas perempuan ini.


Lam menjelaskan rekaman yang bocor merupakan percakapan pribadinya yang diambil di luar konteks saat makan siang. Pertemuan itu adalah salah satu dari sejumlah sesi tertutup yang dilakukan Lam dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat di Hong Kong.

Lam mengaku kecewa karena pernyataan pribadinya itu bisa bocor ke publik. "Saya sangat kecewa bahwa komentar saya dalam sesi eksklusif yang benar-benar pribadi yang merupakan makan siang sebenarnya, yang jelas-jelas tunduk pada aturan Chatham House, telah direkam dan kemudian diteruskan ke media," katanya lagi.

Ia pun membantah tuduhan bahwa dirinya menyebarkan sendiri isi rekamannya itu. Lebih lanjut, Lam menegaskan bahwa dia akan menempuh 'jalan yang sulit' untuk tetap menjabat agar bisa membawa Hong Kong keluar dari krisis politik saat ini.

Sebelumnya, sebuah laporan baru Reuters membuat laporan khusus terkait sikap Pimpinan Hong Kong Carrie Lam terhadap "tsunami" demonstrasi yang terus terjadi di Hong Kong. Bahkan dari sebuah rekaman audio, Lam mengaku ingin berhenti jika ia punya pilihan.


Dalam sebuah rapat tertutup dengan sebuah kelompok, Lam mengatakan dirinya telah menyebabkan "malapetaka tak termaafkan" dengan memicu krisis politik yang melanda hub keuangan dunia itu. "Jika saya punya pilihan, hal pertama adalah berhenti, setelah membuat permintaan maaf mendalam," ujarnya.

Ia mengaku, dirinya hanya memiliki ruang terbatas untuk menyelesaikan krisis. Apalagi ia harus melayani pemerintah China sekaligus rakyat Hong Kong.

"Ruang Kepala Eksekutif, yang sayangnya harus melayani dua tuan dengan konstitusi yaitu pemerintah pusat (China) dan Hong Kong, ruang politik untuk bermanuver sangat, sangat, sangat terbatas," ujarnya lagi.

Krisis Hong Kong merupakan yang terbesar pasca protes Tiananmen tahun 1989. Demonstrasi yang terus terjadi sejak Juni, berawal dari RUU ekstradisi dan merambat ke keinginan untuk melepaskan diri dari China.

Akhir pekan lalu, demonstrasi besar menghancurkan wilayah Wanton. Para pendemo bentrok dengan polisi, saling lempar bom molotov dan gas air mata.

Para pendemo pun menargetkan Bandara Internasional Hong Kong untuk menarik perhatian masyarakat global. Sejumlah pemblokiran dilakukan pada akses ke bandara. Alhasil banyak penerbangan dibatalkan.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Demo Kian Memanas, Pimpinan Hong Kong Ingin Rekonsiliasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular